Minggu, 17 Januari 2016

Motivasi Spritual Ala al-Ghazali

Judul : Segarkan Hidupmu
Penulis : Syekh Muhammad al-Ghazali
Penerbit : Zaman
Cetakan : 1. 2015
Tebal : 334 Halaman
ISBN : 978-602-1687-46-8
Peresensi   : Ahmad Wiyono


Manusia yang hebat adalah manusia yang selalu memilki tujuan hidup, ke mana hidup akan diarahkan dan untuk apa kehidupan itu dijalani. Setidaknya, mereka selalu optimis menjalani kehidupan hari ini dan menatap kehidupan yang akan datang.

Bagi masyarakat muslim, substansi hidup itu dilandaskan pada caaian kebahagiaan hdup di dunia dan kehidupan di akhirat, dua hal ini yang selalu menjadi acuan keberlangsungan kehidupan masyakat islam. Sehingga, hidup bukan hanya untuk hari ini, namun juga untuk persiapan di kehidupan di alam baka.

Spiriit pengetahuan tentang rahasia sukses di dunia dan akhirat dijabarkan oleh Syekh Muhammad al-Ghazali dalam buku berjudul Segarkan Hidupmu ini, buku yang diterjemah dari kitab klasik ini memjelaskan perihal pelbagai ilmu yang harus diketahui manusia dalam rangka meraih kebahagiaan dunai dan akhirat.

Tak dapat dipungkiri, bahwa hati merupakan pusat pergerakan seluruh organ tubuh manusia, seluruh tindak tanduk yang dilakukan manusia pada dasarnya sudah digerakkan pertama kali oleh hati. Maka, sangat penting setiap manusia untuk bisa merawat kesucian hati sehingga seluruh gerakan oragn tubuhnya juga penuh dengan nilai-nilai kesucian dan diridlai oleh Allah.

Dalam pandanngan al-Ghazali, hati menjadi kunci keberhasilan ibadah seseorang, karena dengan hati yang tenang dan damai, manusia akan mampu melihat dan menilai seluruh kehidupan ini dengan penuh kebaikan, bahkan terhadap Allah sekalipun, manusia akan selalu berpandanghan baik lantaran dilandasi oleh hati yang baik pula.

Bila direnungkan, nikmat hidup dan kesehatan sesungguhnya merupakan jalan utama untuk meningkatkan hubungan ruhani seorang hamba dengan Tuhannya. Ada perbedaan besar antara kedaan damai dan tenang dengan keadaan menerima apa adanya dan merasa cukup. Orang yang hatinya tenang akan memandang Tuhan dengan pandangan orang beragama, yaitu pandangan yang menuntunnya untuk patuh dan tunduk (Hal. 75).

Dengan hati yang suci, manusia tentu akan selalu mengalami kemudahan dalam menjalani kehidupan, hal itu didasari oleh mudahnya petunjuk atau hidayah masuk ke dalam hati itu sendiri. Selain, itu, hati yang bersih selalu menuntun manusia untuk selalu berbuat sesuatu yang baik, dan meninggalkan sesuatu yang tidak baik. Salah satunya adalah sifat dendam, al-Ghazali menegaskan bahwa dendam merupakan sifat yang tak layak di pendam.

Al-Ghazali secara tegas menyampakian bahwa dendam atau kemarahan sama persis dengan racun yang mengalir dalam jiwa manusia, bisa dibayangkan bagaimana reaksi racun pada jiwa manusia. Maka getaran jiwa mansuia yang terkena racun pasti  dalam kondisi up normal, sehingga berpengaruh pada tindakan berikutnya. Disinilah kemudian betapa dendam tersebut harus betul-betul dihindari demi tercapainya ketentraman hidup manusia itu sendiri.

Jika manusia senantiasa menjaga kehormatan dan kemuliaan dirinya, tentu ia tidak akan bersikap gegabah dan memelihara hasrat membalas dendam. Ia akan tetap bersikap tenang, berpikiran jernih, dan mengendalikan emosi. Bahkan, ia anggap penghinaan sebagai kritik yang membangun, yang mengingatkan kekurangan dan cacat dirinya (Hal. 170).

Sebagai kitab klasik yang diperkuat dengan sumber-sumber keislaman terpercaya, buku ini tentu tidak hanya menjadi sumber pengetahuan baru bagi kita semua, namun juga mampu menjadi terapi spiritual untuk bekal keberlangsuangan hidup yang lebih baik. Al-Ghazali mencoba memancarkan pesoan kehidupan hakiki yang harus dilakukan oleh amusia. Jika, manusia memang berharap meraih kebahagian dunia dan akhirat.

Dibagian lain, al-Ghazali juga berpesan kepada umat manusia agar  selalu optimis dalam menjalani hidup, tidak ada gunanya jika manusia selalu menyalahkan masa lalunya yang kuirang baik, apalagi jika dia aharus kehilangan masa depannya. Bagi al-Ghazalai, sesuatu yangh telah terjadi tak perlu djadikan beban, namun cukup dijadikan pelajaran agar tidak terulang untuk yang kesekian kalinya.

Tak bisa dipungkiri, penderitaaan hidup aka terasa ringan jika dihadapi dengan tegar dan optimis. Kemampuan menghadapi dan mengalahkan derita jauh lebih baik dari pada sikap menyerah dan putus asa yang kadang justru membuat sesorang terpuruk lebih dalam (Hal. 229).

Karya dahsyat Syekh Muhammad al-Ghazali ini hadir sebagai penggugah hati manusia, pelbagai realitas sosial dan penyelasainnya seakan sudah terekam dalam buku setebal 334 halaman ini. Rasanya tak berelebihan jika harus dibilang bahwa buku ini adalah obat bagi segenap munusia, obat yang bisa menyembuhkan kegersangan jiwa manusia, dan obat yang bisa menyelamatkan mansuia di dunia lebih-lebih kelak di alam Akhirat.


Tulisan ini dimuat di majalah Manhajul Afkar

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons