Senin, 18 Januari 2016

Mengungkap Esensi dan Implikasi Birrul Walidain

Judul : Orangtuaku Pintu Surgaku
Penulis : Mahmud asy-Syafrowi
Penerbit : Mizania
Cetakan : 1. 2015
Tebal : 206 Halaman
ISBN : 978-602-1337-64-6
Peresensi : Ahmad Wiyono


Islam sebagai agama Rahmatan lil Alamin selalu memberikan petunjuk bagi segenap penganutnya, agar para hamba Allah tersebut bisa mendapatkan jalan yang lurus yaitu jalan yang diridlai oleh Allah SWT. Salah satunya adalah rambu tentang urgensi pengabdian terhadap kedua orang tua. Sudah menjadi kewajiban setiap anak untuk mengabdi pada kedua orang tunaya, baik selagi masih hidup, atau pun ketika sudah meninggal.

Pengabdian anak terhadap orang tua secara sosisoligis juga memiliki makna balas budi atas segala bentuk pengorbanan yang telah dilakukan oleh orang tua tersebut, kendati tidak akan pernah sebanding arti balas budi tersebut terhadap perngorbanan yang telah dilakukan sang orang tua, baik waktu, tenaga maupun pengorbanan lainnya. Jika pengorbanan orang tua kita ibaratkan air di lautan, maka balas budi yang dilakukan anak hanya tak lebih dari secangkir air.

Namun demikian, seorang anak tetaplah memiliki kewajiban dan tanggung jawab untuk mengabdi kepada orang tuanya, sekecil apa pun hasil dan makna pengabdian tersebut. Setidaknya, itu semua sebagai ikhtiyar seorang anak untuk menjadikan dirinya sebagai anak yang soleh atau solehah. Nah, pembuktian kesolehan anak tentu terwujud dalam tindakan Birrul walidain, baik di dunia maupun ketika keduanya sudah tiada.

Buku ini hadir memberikan spirit bagi kita semua yang notabeni merupakan anak dari orang tua kita untuk bisa mengimplementasikan makna pengabdian kepada mereka. Sebagaian besar isi dari buku ini mengulas tentang urgensitas menghormati, menyayangi dan mengabdi kepada orang tua. Sehingga orang tua bisa hadir sebagai barokah sekaligus memberi karomah dalam setiap langkah perjuangan sang anak itu sendiri.

Selain berdampak sosial, pengabdian yang tulus juga akan berbuah manis bagi sang anak, yaitu dijanjikannya Surga bagi mereka yang ikhlas mengabdi kepada orang tuanya, dengan begitu orang tua merupakan kunci terbukanya pintu surga bagi seorang anak. Maka tak berelebihan sekali jika buku ini diberi judul Orangtuaku Pintu Surgaku, sebuah gambaran bahwa surga betul-betul ada di bawah telapak kaki mereka.

Orang tua, terutama ibu, adalah sosok penting yang sangat berpengaruh terhadap usaha kita meraih surga. Orangtua adalah tali yang akan menghubungkan kita ke surga. Sehebat apapun usaha kita untuk meraihnya , takkan ada artinya selama kita menyia-nyiakan mereka. Karena bakti kepada mereka adalah syarat kita masuk surga. Menaati mereka adalah sebab dekatnya kita memasuki surga (Hal. 51).

Birrul Walidain menjadi kata kunci akan makna ketaatan kita terhadap orang tua, buku ini secara gamnlang mengurai tentang apa sebenarnya substansi dan efek dari Birrul Walidain tersebut, selain itu, terdapat petunjuk tentang beberapa tata cara untuk mewujud nyatakan ketaatan kita terhdap orang tua, penulis buku ini memberikan indikator tentang wujud ketaatan terhadap orang tua tersebut, antara lain menaati perintah orang tua, melayani dengan pelayanan terbaik, menafkahi orang tua, menjaga silaturahim dengan orangtua, meminta izin dan restu orangtua, mendoakan orang tua, menjaga adab kepada orang tua, rendah hati dan tidak sombong kepada orang tua, serta memandang orangtua dengan cinta dan kasih sayang.

Serangkaian “perilaku soleh” di atas merupakan tata cara untuk membuktikan sikap Birrul Walidain. Sehingga seluruh perilaku tersebut nantinya akan berbuah manis, sesuai dengan janji agama bahwa anak soleh yang mengabdi pada orag tuanya, maka akan meraih Surganya Allah. Sementara itu, bentuk pengabdian dan ketaatan seorang anak terhadap orang tuanya juga harus diwujudkan dalam tindakan menghindari menyakiti perasaan kedua orang tuanya tersebut. Dengan kata lain seorang anak harus menghindari berbuat keji yang berujung pada perbuatan dosa, karena dosa pada orang tua merupakan dosa besar.

Setiap dosa yang kita lakukan di dunia akan menghalangi rezeki dunia dan akhirat, sebagimana nabi SAW menyabdakan; “sungguh seseorang akan terhalangi dari rezeki sebab dosa yang meninpanya”. Maka, apalagi dosa durhaka kepada orangtua, yang dikategorikan sebagai dosa besar. Tentu akan lebih besar pengaruhnya, bukan? (Hal. 93-94).

Mengabdi pada orang tua berarti membuka pintu Surga, ini kata sederhana untuk menggambarkan pentingnya ketaatan dan pengabdian kepada orang tua. Seabrek ulasan tentang urgensitas pengabdian terhadap orang tua tersebut  terdapat dalam buku setebal 306 halaman ini.  Di dalamnya juga mengurai beberapa kisah hikmah tentang manfaat dan dampak dari mengabdi kepada orang tua, begitu juga sebaliknya.

Selain itu, buku ini juga dilengkapi dengan beberapa kisah manusia yang secara ikhlas berbakti kepada perintah orangtuanya, totalitas pengabdian beberapa hamba Allah yang ditulis dalam buku ini kian menambah inspirasi bagi kita semua. Seperti kisah bakti nabi Ismail As yang luar biasa, ada juga kisah seorang lelaki yang menggendong ibunya sambil Thawaf, kisah Harits bin Nu’man dan baktinya kepada ibunya, , kisah Usamah bi Zaid dan baktinya kepada ibunya dan beberapa kisah lainnya yang kian menambah hikmah dan khazanah kelimuan dari buku 


Tulisan ini dimuat di Harian Duta Masyarakat 27 Nopember 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons