Rabu, 06 Januari 2016

Mengungkap Fakta Sains Perspektif Al-Qur’an

Judul : Nalar Ayat-ayat Semesta
Penulis : Agus Purwantto
Penerbit :Mizan
Cetakan : 2015
Tebal : 558 Halaman
ISBN : 978-979-433-865-0
Peresensi : Ahmad Wiyono

KH. Hazim Muzadi Rais Suriah PBNU mengatakan bahwa Al-Qur’an bukan hanya merupakan kitab suci, tetapi juga kitab Faktual. Pernyataan tersebut tentu didasari oleh banyak alasan, salah satunya berkaitan dengan eksistensi Al-Qur’an Al-Karim yang tetap relevan dengan perkembangan zaman.

Selain itu, keberadaan Al-Qur’an yang memuat segala seluk beluk langit dan bumi beserta isinya menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan sepanjang kehidupan alam ini. Tak ada satu pun bagian kehidupan ini yang luput dari pmbbahasan Al-Qur’an. Ini yang menguatkan bahwa Al-Qur’an tak hanya menjadi kitab dan Imam tapi juga menjadi acuan sepanjang Zaman.

Salas satunya adalah pengetahuan dibidang sains, kita tahu betapa abad ini kecanggihan sains dan tekhnologi seakan telah mencapai puncak kejayaannya, seakan-akan tidak ada yang tak bisa diteropong secara ilmiah berdasar kecanggihan sains. Mulai dari ilmu kedokteran, taksonomi, Geofiska  dan sejenisnya, sehingga semua yang akan terjadi seakan sudah bisa diprediksi melalui kecanggihan sains tersebut.

Namun demikian, Al-Qur’an sebagai kitab faktual jauh sebelum sains itu mencapai puncak kemajuan juga telah mengulas seputar sains itu sendiri. Secara detil Al-Qur’an telah memberikan rujukan tentang berbagai peristiwa sains yang akan terjadi di buka bumi ternmasuk di langit. 

Melalui buku NalarAyat ayat Semesta ini, kita ingin meraktualsiasi wacana relasi Al-Qur’an dan Sains, agar manusia bisa paham bahwa sebenarnya basis konstruksi Ilmu Pengetahuan alam adalah al-Qur’an Al-Karim. Al-Qur’an lah sumber segala pengetahuan tersebut. Dan Al-Qur’an lah rujukan dari segala kecanggihan sains dan tekhnologi tersebut.

Kita tentu masih ingat peristiwa sunami yang mengguncang aceh bebera tahun yang lalu, bencana yang merenggut ribuan nyawa tersebut merupakan peristiwa alam, dalam perspektif ilmuwan kejadian itu diakibatkan oleh gempa bumi yang berdampak terhadap goncangan pada lempengan bawah laut. Fenomina alam tersebut pada dasarnya sudah termaktub dalam kitab suci Al-Qur’an. Getaran dan guncangan bumi seperti yang kita kenal saat ini dengan istilah gempa sudah ada dalam Al-Qur’an.
Apabila bumi doguncangkan sedahsyat-dahsyatnya (QS. Al-Waqiah [56]: 4). Ketika bumi doguncankan dengan guncangan yang dahsyat (QS. Al-Zalzalah [99]: 1). Sekali kalitidak, apabila bumi diguncangka berturut-turut (QS. Al-Fajr [89]: 21).

Potongan ayat di atas menunjukkan bahwa peristiwa alam yang berbentuk guncangan atau gerakan bumi, yang kemudian disebut gempa sudah termaktub dalam kitab-Nya. Sehingga kajian ilmiah berbasis sains terkait fenomina alam tersebut merupakan ilmu Al-Qur’an yang dibahas secara moderen.
Gerakan atau guncangan tersebut dikenal sebagai gempa bumi. Mengapa guncangan bumi dapat terjadi di tempat tertentu?  Kemungkinan guncangan terjadi pada lapisan bumi palimg luar sehingga perhatian diarahkan pada lapisan terluar (Hal. 354).

Buku ini secara detil mengungkap berbagai fakta tentang peristiwa sains yang bermula dari ilmu Al-Qur’an, penulis mengurai secara lengkap sisi sisi korelatif antara sains dengan Al-Qur’an, yang endingnya mengarah pada satu pemahaman bahwa semua jalinan sains dan perkembangannya di muka bumi sumberny a adalah Al-Qur’an.

Salah satu contoh yang paling mudah kita ketahui adalah persoalan musim atau kalender, selama ini kita hanya tahu bahwa jumlah bulan dalam satu tahun itu sebanayak 12, kita kurang memahami dari mana asal 12 bulan tersebut. Ilmu sains mengungkap bahwa itu semua adalah hasil pememuan para ilmuwan dari beberapa negara sejak berabad-abad silam.

Padahal, Al-Qur’an duah sangat jelas memuat tentang jumlah bulan dalam hitungan kalender. Angka 12 dalam satu tahun itu merupakan ketentuan Allah yang dituangkan melaui ayat-yat-Nya. Kita bisa baca dalam surat At-Taubah ayat 36.

Sesungguhnya jumlah bulan menurut Allah adalah dua belas bulan, (sebagaimana) dalam ketetapan Allah pada waktu Dia menciptakan langit dan bumi, diantaranya ada empat bulan haram. Itulah (ketetapan) agama yang lurus. (QS. At-Taubah [9]: 36). (Hal. 373).

Begitulah fakta sains yang tertuang dalam kitab suci Al-Qur’an, bahwa kemudian sains dan tekhnologi terus mengalami perkembangan yang sangat cepat, itu merupakan sesuatu yang harus kita apresiasi, kendati pada akhirnya kita harus kembali pada keyakiann awal, bahwa sains dan teknologi secanggih apapun semuanya sudah termaktub dalam AlQur’an.

Beberapa contoh yang disampaikan di atas seputar pembuktian bahwa Al-Qur’an telah melampaui perkembangan sains, hanya secuil contoh dari sekian banyak fakta lainnya. Dan buku ini mengungkap banyak hal tersebut. Umat islam yang menjadikan Al-Qur’an sebagai rujukan sekaligus basis ilmu penegrtahuan, sudah seharusnya membaca dan menyelami buku setebal 558 halaman 


Tulisan ini dimuat di harian Duta MasyarakatDesember 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons