Selasa, 23 Juli 2019

Nasionalisme dan Spirit Memanusiakan Manusia

Judul Buku : Cinta Negeri Ala Gus Mus
Penulis : M. Zidni Nafi’
Penerbit : Imania
Cetakan : 1. 2019
Tebal : 245 Halaman
ISBN : 978-602-7926-46-2
Peresensi         : Ahmad Wiyono

Problem terbesar yang dihadapi bangsa kita dewasa ini sebenarnya adakah persoalan moral, sejumlah tindakan tak etis yang dilakukan oleh banyak orang hampir merupakaan bias dari krsisi moral yang melanda. Tindakan kriminal yang dilakukan oleh sejulah anakmuda, hingga perbuatan korupsi yang dilakukan oleh elit, semua itu meruapakn sebab akibat dari rendahnya moralitas mereka sebagai anak bangsa.

Cinta Negeri ala Gus Mus ini merupakan catatan – catatan KH. Mustofa Bisri (Gus Mus) yang berhail diabadikan oleh M. Zidni Nafi’ menjadi buku bergengsi ini, di dalamnya mengurai sejumlah fakta dan fenomena sosial yang menjadi problematika bangsa akhir-akhir ini. Muara dari semua itu adalah lemahnya moralias, sehingga mereka yang berbuat kurang baik adalah kelompok atau perorangn yang tak ammpu memaknai nilai-nilai kemanusia secarau tuh. Imbasnya adalah mereka tak bisa memanusiakan manusia.

Situasi kebangsaan saat ini benar-benar krisis. Korupsi dan penyalahgunaan kekuasaan bukan saja melanda kalangan eksekutif dan legislatif, tetapi juga yudikatif. Penyelewengan penegak hukum  merupakan pertanda masyarakat sedang menyongsong masa kehancuran. Berbagai kasus yang mencuat saat ini juga mengindikasikan adanya upaya menghabisi orang-orang baik di negeri ini. (hlm. 114).

Ungkapan ini tentu bukan ungkapan biasa yang tak berdasar, karena fakta dan kondisi di lapangan memang sudah demikian adanya, banyak orang yang tak lagi peduli dengan masa depan bangsa dan negaranya, mereka hanya memikirkan kepentingan pribadi dan kelompoknya, akibatnya nyaris tak ada rasa solidaritas untuk sesamanya, segala cara dilakukan demi bisa mencapai hasrat kekuasaan. Itulah sebbanya Gus Mus mengilustrasikan bahwa di negeri ini sudah ada upaya untuk menghabisi orang-orang baik. Jika itu terjadi, maka tunggulah kehancurannya.

Buku ini hadir untuk “menelanjangi” kondisi bangsa yang kian carut marut, yang hal itu diakibatkan oleh ulah sekelompok orang yang nyaris tak memimliki semangat nasionalisme. Membaca buku ini kita akan dibuat terenyuh karena sudah sangat sedemikian parahnya kondisi kebangsaan kita saat ini. Namun demikian, buku terbitan Imania ini juga tak lupa menyuguhkan optimisme dari seorang Gus Mus, bahwa separah apa pun carut marutnya bangsa saat ini, masih ada secercah harapan untuk memperbaikinya.

Kita ingin mendorong agar warga negeri ini sadar kembali sebagai orang Indonesia. Kalau sadar sebagai orang Indonesia, mereka akaan merawat dan memberi kontribusi. Kalau tidak merasa sebagai orang Indonesia, maka dibiarkan saja masalah-masalah bangsa ini. (hlm. 109).

Gus Mus menekankan pentingnya semangat kebangsaan dari para warga negeri ini, mereka diharapkan sadar bahwa bumi yang dipijak adalah bumi Indonesia yang merupakan milik bersama dan harus dijaga bersama, dengan begitu maka akan lahir jiwa nasionalisme yang kokoh dan sama-sama menghindari tindakan yang kurang baik yang bisa mengancam keutuhan dan kebersamaan sebagai anak bangsa.

Selain mengetuk kesadaran berbangsa dan berbegara, Gus Mus juga mengutaraikan statemen seputar kunci sukses manusia dalam menjalani hidup, hal itu sebagai energi agar manusia bisa mamahami dirinya dan lingkungannya. Tentu tujunnya tak ada lain kecuali untuk membangun ghiroh kebersamaan di level individu sehingga puncaknya tak ada sifat dan sikap saling sikut dan saling sikat. Inilah yang nantinya bisa menjadi modal untuk memperkuat jiwa kebersamaan antar bangsa sehingga tak ada niat untuk melakukan sesuatu yang negatif.

Ada dua kunci sukses bagi manusia untuk mencapai kenikmatan dunia dan akhirat. Yang pertama, adalah istikamah, jangan berlebihan dalam melakukan sesuatu. Lakukan semua aktivitas secara wajar. Termasuk shalat tidak boleh berlebihan. Allah swt. tidak menyukai segala seuatu yang berlebihan. Yang kedua, sebagai umat beragama harus saling meguatkan, apa pun keyakinan dan agama mereka. (hlm. 146). Inilah kunci untuk membangun semangat nasionalisme dan memanusiakan manusia, Selamat membaca. (*)


Tulisan ini dimuat di harian pagi Jawa Pos Radar Madura, edisi Minggu 14 Juli 2019

Membaca Peluang dan Tantangan Bisnis Properti

Judul Buku : Bisnis Properti
Penulis : H. Cecep Sumarna
Penerbit : Rosda Karya
Cetakan : 1. 2019
Tebal : 242 Halaman
ISBN : 978-602-446-328-1
Persesni          : Ahmad Wiyono

Satu dari sekian banyak jenis bisnis yang paling menantang adalah bisnis properti atau perumahan, jenis  bisnis yang satu ini ternyata tak cukup hanya bermodal semangat kerja, kerja dan kerja, namun membutuhkan kelihayan nalar dalam membangun dan mengembangkan bisnis tersebut. Dalam melakoni bisnis ini, pelaku dituntut bisa kreatif dalam proses membangun rumah dan juga handal dalam proses penjualannya.

Buku berjudul Bisnis Properti, Nalar Bisnis dalam Tafsir Kesemestaan ini mencoba “menelanjangi” gelap terangnya dinamika bisnis properti, satu sisi bisnis ini sangat menggiurkan, peluang dibidang finasialnya sangat menggiurkan, namun di sisi lain proses yang harus ditempuh juga relatif berat, penuh jalan terjal dan berliku. Karena menjalani bisnis properti pelaku bisnis tak hanya dituntut untuk bisa menjual produk, namun lebih dari itu pelaku bisnis sudah harus mampu merancang dari nol hingga produk itu siap dipasarkan.

Bisnis properti, harus dimulai dengan kesanggupan mengikhlaskan mata agar menjadi lembab, kulit menjadi kering, bibir menjadi hitam, rambut kadang harus sedikit kumal, tubuh lebih banyak lemas dan pakaian serta sepatu yang kadang kotor dan hampir sulit kembali disemir. Sekujur tubuh telah dibikin lelah, harus sanggup dipenuhi simbahan keringat yang kadang sulit dikeringkan. Tidak sedikit kotoran-kotoran hutan menempel di kulit yang membutuhkan waktu cukup lama untuk dinetralkan. (Hal. 32).

Sebuah ilustrasi betapa sukarnya memulai bisnis properti ini, narasi itu menujukkan bahwa menjalanai bisnis tersebut tak cukup hanya dengan bermodal materi dan gagasan, tapi harus turun langsung menjadi bagian dari pelaksana lapangan. Ini yang disebut dalam buku terbitan Rosda Karya ini bahwa menjadi pelaku bisnis properti membutuhan nalar dan kesiapan mental serta fisik, karena pelaku harus terlibat langsung mulai dari proses merancang, melaksanakan, hingga pada tahap pemasaran.

Bisnis di bidang perumahan, menurut penulis hanya dapat diikuti oleh mereka yang memiliki mental baja layaknya Maksalmina yang berani memimpin Tamlikha, Martinus, Kastumus, Bairumus, Damimus, dan Yatthbunus, dalam lakon penyembunyian diri di sebuah gua yang disebut Ashab al-Kahfi. Hal ini dapat direkam dari jejak pernyataan al-Qur’an dalam surat Al-Kahfi (18): 1-26, di mana ketujuh pemuda plus satu anjing (Qithmir), harus rela lari dan bersembunyi dari kejaran para penggawa raja Dikyamus yang sangat kejam. (Hal. 37).

Setidaknya ada beberapa pesan yang hendak disampaikan penulis terkait dengan bisnis properti tersebut, melalui sejumlah ilustrasi yang penulis urai dalam buku ini, diantaranaya adalah pentingnya mental baja yang harus dimiliki oleh para pelaku bisnis properti agar mereka tak mudah putus asa di tengah jalan. Mengingat tantangan dalam bisnis ini sangat kompleks sehingga keteguhan pendiirian menjadi kunci dari proses keberhasilan bisnis perumahan tersebut.

Selan itu, penulis juga mencoba menjabarkan pentingnya komunikasi, sosialisasi serta promosi kepada publik, agar nantinya produk properti yang sudah berhasil dikerjakan bisa terjual dengan baik. Penguasaan metode komunikasi ini menjadi jalan penting berikutnya agar bisnis properti tidak mandek di tengah jalan, karena setelah pelaku bisnis berhasil melahirkan produk properti maka langkah penting selanjutnya adalah bagaimnaa produk itu terjual sesuai target.

Ada dua hal yang selalu dibutuhkan manusia dalam membangun koloni kemanusiaan. Pertama, diwujudkan dalam bentuk komunikasi, yang berarti berkoloni karena kesamaan bahasa. Kedua, dibutuhkan sarana dan prasarana untuk berkumpul dan bersosialisasi menurut koloninya masing-masing. Di sinilah teori pemasaran perumahan ditemukan. (Hal. 2010). Selamat membaca. (*)


Tulisan ini pernah dimuat di harian Duta Masyarakat edisi 6 Juli 2019

Senin, 08 Juli 2019

Peran Bahasa Asing Dalam Dunia Bisnis

Judul Buku : Pintar Bahasa Arab dalam Bisnis
Penulis : Uus Rustiman
Penerbit : Rosda Karya
Cetakan :. 1. 2019
Tebal : 124 Halaman
ISBN : 978-602-446-335-9
Peresensi : Ahmad Wiyono

Dalam sebuah hadits, Rasulullah Saw. pernah bersabda; “barsng siapa yang menguasai bahasa suatu kaum, maka selamtlah dia dari tipu daya mereka”. Hadits ini menegaskan betapa pentingnya menguasai sejumlah bahasa, agar manusia mudah beradaptasi saat berhadapan dengan orang lain yang kebetulan memiliki bahasa yang berbeda.

Dalam kegiatan bisnis, penguasaan bahasa asing juga sangat urgen, karena tak jarang seseorang akan berhadapan dengan lawan bisnisnya yang berasal dari Negara lain yang notabeni menggunakan bahasa berbeda. Maka untuk menjaga keberlangsungan bisnis tersebut, manusia dituntut untuk paham dan menguasai bahasa asing sebagai modal komunikasi satu dengan lainnya.

Setidaknya, para pelaku bisnis bituntut untuk bisa menguasai bahasa internasional, seperti bahasa Inggris dan bahasa Arab. Dua bahasa ini sangat mungkin ditemukan oleh pelaku bisnis terutama saat moment moment tertentu. Nah, Cara praktis penguasaan bahasa Arab tersebut bisa kita baca dalam buku berjudul Pintar Bahasa Arab Dalam Bisnis karangan Uus Rustiman ini. Dalam buku ini penulis sevara praktis mengurai rahasia menguasai bahasa Arab yang fokus digunakan dalam bunia bisnis.

Di awal uarain buku ini, penulis menegaskan bahwa posisi bahasa merupakan alat komunikasi yang sangat utama, keberlangsungan komunikasi bisa terjalain dengan baik jika antara komunikator dan komonican bisa memahami bahasa satu sama sama lain. Maka keberlangsungan bisnis juga akan ditentunakn oleh sebrapa besar model komunikasi bahasa yang digunakan. Disinilah pentingya memahami bahasa internasional sebagai alat komunikasi utama dalam menjalin hubungan bisnis. Jangan sampai kerja sama yang sudah hampir terjalin menjadi rusak hanya karena kesalahan komunikasi dalam konteks bahasa.

Kegagalan membangun komunikasi seringkali terjadi akibat tidak menguasai media komunikasi khususnya bahasa, dan keberhasilan membangun komunikasi banyak diraih dengan penguasaan yang tinggi dalam menggunakan bahasa sebagai media komunikasi. Penguasaan atas satu bahasa oleh seseorang merupakan pintu utama baginya untuk menguasasi komunikasi dalam lingkungan masyarakat. (Hal. Iv). Disinilah letak pentingnya penguasaan bahasa terutama bahasa Arab sebagai salah satu bahasa internasional.

Belajar bahasa Arab melalui buku terbitan Rosda Karya ini relatif mudah, karena penulis menggunakan metode percakapan yang banyak disadur dari pengalaman empiris di lapangan. Selain itu, penulis juga mengkemas buku ini secara tematik, sehingga pembaca bisa menentukan tema apa yang akan dipelajarai sesuai kebutuhan pembaca. Semisal percakapan di rumah makan, percakapan di bandara, percakaan di terminal, di hotel, toko baju, bank dan lain sebagainya. Dalam setiap kondisi dan tempat tentu ada banyak kosa kata baru yang sesuai dengan tempat tersebut.

Seperti pada bank, kita akan menjumpai sejumlah kosa kata yang berkaitan dengan perbankan, seperti jenis mata uang, istilah rekening, transfer, saldo dan lain sebagainya. Semua itu pasti akan kita temukan dalam kegiatan di bank. Maka dalam konteks ini pembaca akan sangat mudah mengingat sejumlah kosa kata karena akan dihadapi langsung dalam proses komunikasi. Selain itu, dengan belajar tema bank ini pembaca akan dapat mengetahui kosa kata bahasa arab dalam transaksi bisnis di bank, sekaligus dapat memahami percakapan bahasa Arab dalam transaksi bisnis di bank tersebut. (Hlm. 80).

Hadirnya buku ini menjadi wahana pengetahuan baru bagi para pembaca terutama berkaitan dengan pentingnya penguasaan bahasa, agara seluruh kegiatan bisnis yang dilakukan bisa berjalan lancar dengan ditopang oleh media komunikasi yang baik. Selain menyajikan cara berbahasa Arab dengan cepat dan praktis, pada akhir pembahasan di setiap tema buku ini juga dilengkapi dengan kalam-kalam hikmah yang bisa menarik minat pembaca untuk belajar bahsa Arab secara komperhensif. Selamat membaca. (*)



Tulisan ini dimuat di Harian Jawa Pos Radar Madura, edisi 27 Juni 2019.



 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons