Senin, 23 Maret 2015

Menembus Batas Makna Sukses

Judul Buku : Sukses Itu
Penulis : Widarko Bangkit
Penerbit : Saufa
Cetakan : Januari 2015
Tebal :206 Halaman
ISBN : 978-602-255-779-1

Peresensi: Ahmad Wiyono*


Istilah sukses merupakan sesuatu yang abstrak, hampir setiap orang pasti memiliki interpretasi tersendiri terkait makna uskses tersebut.  Menentukan definisi sukses yang utuh bukanlah sesuatu yang mudah, setiap individu akan mengutarakan perspektifnya masing-masing ketika ditanya apa hakekat sukses ittu sendiri.

Sebagian orang menganggap sukses adalah ketika seseorang telah bergelimang harta benda, tapi tidak juga bagi kalangan lainnya. Sebagian berpendapat sukses adalah ketika orang sudah memiliki jabatan, namun dengan sendirinya hal itu terbantahkan, bahwa jabatan bukan ukuran muthlak dari sebuah kesuksesan.

Relatifitas makna sukses ini yang kemudian menjadikan sukses sangat tak terbatas, tergantung pada sudut pandang dari setiap orang yang hendak mendefinisikannya. Sehingga kesuksesan tidak bisa diukur dari sekedar tercapainya cita dan kehendak sesorang.

Menarik untuk mencermati buku karya Widarko Bangkit berjudul Sukses itu, penulis dengan cermat merangkai beberapa catatan yang berkaitan dengan kriteria sukses dari berbagai sudut pandang, sehingga sukses tidak hanya dimaknai dari persoalan materi semata. Jauh dari tiu ada banyak sekali hakekat sukses yang bisa dijadikan komparasi, meski tak cukup untuk dimasukkan dalam kriteria sukses yang sesungguhnya.

Nilai suatu hal bukan terletak pada persoalan materi,  melainkan kualitas dari hal-hal yang dilakukan. Banyak hal yang dapat diambil sebagai contoh, salah satunya sebuah film yang mampu meraih keuntungan besar. kesusksesan  film tidak hanya dipandang dari nilai keuntungan material. Sebagian besar orang beranggapan film yang sukses berarti menghasilkan laba besar, padahal hakekatnya tidak demikian, karena ada hal yang jauh lebih penting, yaitu proses pembuatan film itu sendiri. (Hlm. 16).

Sampai di sini, sudah sangat jelas, bahwa materi tidak menjai ukuran sukses, ada kegiatan proses yang menjadi nilai kepuasan dari suatu perbuatan, dan itu masuk pada hakekat sukses. 

Ada sebagian orang juga berpendapat bahwa sukses juga ditentukan oleh faktor keturunan, asumsi ini lahir karena jika seorang anak lahir dari keluarnya kaya, maka dengan samgat gampangnya ia akan merih apa yang dicita-citan. Nah, persepsi ini lagi-lagi kembali pada ukuran materi sebagai nilai kesuksesan.

Dengan demikian, anda dapat menyadari bahwa kesuksesan tidak dapat ditentukan oleh faktor genetika, melainkan melalui kerja keras.(Hlm. 49).

Berani untuk bangkit
Manusia lahir dan hidup dengan diwarisi sifat salah dan lupa, kedua sifat ini akan mengikuti kemana kaki melangkah. Maka sangat mungkin akan terjadi kekhilafan dan kesalahan dalam setiap langkah manusia, sekecil apa pun. Buku ini juga membahas tentang bagaimana manusia bisa bangkit dari keterpurukannya. Bangkit dari kesalahan yang dilakukan dan memperbaikinya. Tindakan ini masuk dalam kriteria sukses, yah, sukses belajar dari kesalahan.

Tak seorang pun di dunia ini yang bersih dari berbuat salah. Ketika kesalahan terjadi, maka sudah sewajarnya manusia menganggap hal itu telah ditentukan. Namun demikian, hal selanjutnya yang harus dilakukan ialah mengelola kesalahan tersebut menjadi bernilai positif dan berharga di masa depan. (Hlm. 157).

Dengan demikian, jangan pernah memandang kesahan sebagai sesuatu yang negatif, berpikirlah positif bahwa kesalahan justru akan membawa anda pada kesempatan-kesempatan yang tak terduga. Mampu belajar dari setiap kesalahan merupakan hal hebat. Sebab, salah satu ciri kesuksesan adalah selalu berusaha melakukan sesuatu untuk menjadi lebih baik. (Hlm. 161).

Satu hal lagi yang tak terlupakan dalam buku ini, bahwa sukses harus termaknai ibadah, sehingga keberlangsungan hdup di dunia juga berimplikasi menjadi investasi akhirat, inilah ciri sukses pamungkas yang diurai penulias dalam buku stebal 206 halaman ini. Sukses adalah menjadikan hidup sebagai ibadah.

Hidup di dunia hanya sekali, sehingga, kehidupan sesaat ini merupakan satu-satunya kesempatan untuk beribadah kepada Tuhan. Sepahit apa pun hidup yang anda rasakan, nikmati dan jalani dengan syukur. Hal itu jauh lebih baik dari pada selalu berkeluh kesah yang hanya menambah luka di hati. (Hlm. 200).
Buku ini merupakan kumpulan 41 artikel pendek seputar hakekat kesuksesan, dan dengan sangat lihainya penulis meracik bahasanya dalam buku ini, sehingga sngat renyah untuk dikonsumsi kita semua. Mari kita pahami hakekat sukses yang sebenarnya dengan membaca buku ini.

Ahmad Wiyono; Alumni PP. Annuqayah, Jurnalis Tinggal di Pamekasan.


Tulisan ini dimuat di Harian Suara Madura Edisi 18 Maret 2015

Perjalanan Spiritual Menggapai Cinta Allah

Judul Buku : Spiritual Journy
Penulis : Jasser Auda
Penerbit : Mizania
Cetakan ; I Desember 2014
Tebal : 224 Halaman
ISBN : 978-979-433-864-3

Peresensi: Ahmad Wiyono*

Cinta letaknya di hati, meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali, ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. (Jalaluddin Rumi).

Penggalan syair di atas menggambarkan betapa dahsyatnya makna cinta dalam kehidupan manusia, cinta akan mampu merubah angka lima menjadi dua, dan begitu sebaliknya. Bahkan kata Rumi cinta mampu merubah Budak menjadi raja. Iniah realitas cinta dalam konteks mahluk bernama manusia. 

Lantas bagaimana dengan Cinta Allah?, jika kedahsyatan cinta sesama mahluk sudah terasa luar  biasa, bisa kita bayangkan betapa dahsyatnya cinta Allah kepada hamban-Nya jika hal itu bisa diraih. Pertanyaanya adalah mungkinkah itu bisa terjadi?

Adalah buku Spiritual Journey (28 langkah meraih cinta Allah) yang berhasil menjawab pertanyaan mendasar di atas, bahwa Cinta Allah kepada mahluk-Nya adalah cinta sebenar-benarnya Cinta yang wajib untuk diperjuangkan oleh segenap mahluk di muka bumi, utamanya manusia yang beriman.

Buku ini memuat dengan lengkap beberapa langkah penting agar bisa meraih maqom manusia yang dicintai Allah, secara sistematis langkh-langkah itu diurai satu persatu dengan menggunakan bahasa yang sangat mudah dipahami oleh para pembaca.

Sedikitnya ada 28 langkah utama yang harus dilalui oleh setiap manusia beriman dalam rangka mencapai kesempurnaan Cinta sang Maha Cinta, 28 langkah-langkah itu bisa dinikmati dalam buku setebal 224 halaman ini. Sehingga kedahsyatan cinta Allah kepada manusia akan bisa diraih dengan sempurna.

Bertaubat dan penuh harap (Raja’) merupakan langkah pertama yang ditulis dalam bukiu ini, Taubat merupakan proses permohonan ampun sang hamba kepada Allah atas segala kesalahan yang dibuatnya. Ini menjadi penting mengingat sifat manusia yang tidak bisa lepas dari sifat salah. Sehingga dalam segala tindak tanduk kehidupan manusia harus selalu diimbangi dengan meminta ampun kepada Allah, dan disaat bersamaan manusia selalu optimis bahwa setiap permohonannya akan dikabulkan oleh Allah SWT. 

Raja’ seharusnya tidak dipengaruhi oleh gravitasi kesalahan-kesalahan seseorang. Sebaiknya, orang tersebut hendaknya mengusahakan niat yang sungguh-sungguh untuk bertaubat kepada Allah SWT, dan mengharap Rahmat-Nya. (Hlm. 35).

Setelah itu manusia perlu menanamkan sikap ikhlas kepada Allah, langkah ini bagian dari tangga penting untuk meraih Cinta-Nya. Dengan sikap ini manusia bisa memahami secara utuh apa sebenarnya takdir Allah dan menerimanya dengan sabar. –baik atau pun jelek-.

Keikhlasan kepada Allah SWT, adalah hal esensial dalam perjalanan spiritual kita.  Ibn Ata’illah menyatakan; Aamal-amal itu bagaikan tampilan fisik semata yang hanya dapat hidup dengan adanya spirit keikhlasan. Jika kita membayangkan kiasan (tamsil) antara perbuatan dan tubuh manusia, maka perbuatan yang hampa dari keikhlasan itu seperti tubuh tanpa nyawa, yakni layaknya tubuh yang mati. (Hlm. 52).

Buku ini bukan hanya penting, tapi juga indah untuk terus diselami. Tangga demi tangga dalam perjalan meraih cinta Allah tak ada yang luput dalam catatan cataan penting buku ini, terjemahan kitan klasik Al hikam ini betul-betul mengajak kita untuk menjadi hamba yang meraih cinta-Nya.

Tangga penting lainnya adalah dengan cara menyeru umat manusia untuk menuju Allah, mengapa? Tindakan tersebut selaian merupakan ikhtiyar ubudiyah, juga tergolong pada kesalehan sosial, yaitu mengajak sesama untuk juga melakukan seluruh yang diperintah oleh Allah sekaligus juga menjauhi segala larangan-Nya. Namun demikian, harus kita ingat bahwa dalam setiap upaya mengajak sesama ke jalan Allah harus didahului dengan tindakan nyata dari kita sebagai pengajak, dalam istilah lain adalah “ibda’ binafsik”.

Jika anda ingin memberi nasehat kepada siapa pun, perbaiki hati anda terlebih dahulu. Jika anda memiliki niat yang jernih (ikhlas) dalam hati, pengaruh anda terhadap orang lain akan lebih kuat, yaitu orang-orang akan memahami kata-kata anda dan memahami gerak-gerik tubuh anda (gesture). (Hlm. 192).

Akhirnya, kita akan tiba pada puncak tangga dalam rangka mencapai cinta-Nya, yaitu Hidup penuh berkah dan manfaat yang berkelanjutan, hal ini sebgai buah dari rentetatan tangga-tangga yang telah dilaksnakan. Keberkahan hidup dan kemnafaatan yang berkelanjutan merupakan mimpi setiap manusia, dan mimpi itu akan terwujud jika semua langkah kita laksnakan dengan baik.

Ada berkah melimpah dalam keikhlasan, jika suatu hal dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, semata-mata karena Allah SWT. Niscaya hal tersebut akan diberkahi. Kehidupan yang penuh keikhlasan adalah kehidupan penuh berkah yang tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata maupun dituliskan oleh pemahaman. (Hlm. 209).

28 langkah meraih cinta allah dalam buku ini merupakan terapi spiritual yang kita yakini aka mampu membawa kita pada maqom Abdullah yang betul-betul meraih dahsyatnya cinta Allah. Hati akan bergetar,  dan kita akan menemui kehidupan dan kemakmuran luar biasa saat cita-Nya menyatu dalam nafas kita, di dunia dan di akhirat. Selamat membaca.

*Ahmad Wiyono; Alumni Ponpes Annuqayah Sumenep, Jurnalis tinggal di Pamekasan.


Tulisan ini dimuat di Kabar Probolinggo Edisi 10 Maret 2015

Pesan Al-Qur’an untuk Keluarga Sakinah

Judul Buku : Nasihat Al-Qur’an untuk Suami isteri
Penulis : Bambang Q-Anees
Penerbit : Zamania
Cetakan : 1. 2014
Tebal : 198 Halaman
ISBN : 978-602-1337-18-9

Peresensi : Ahmad Wiyono*


Setiap manusia yang telah selesai melangsungkan pernikahan tentunya selalu berharap untuk bisa merajut keharmonisan dalam setiap perjalan keluarga barunya itu, berbagai upaya tentu akan dilakukan untuk melanggengkan hubungan suci yang telah diikat dalam perjanjian ijab qabul tersebut.

Dalam islam, keharmonisan rumah tangga muslim populer disebut dengan istilah keluarga Sakinah, mawaddah wa Rahmah. Tiga prinsip ini selalu menjadi harapan dan doa para keluarga muslim utamanya di awal wal pernikahan mereka, dengan harapan keluarga itu bisa bertahan hingga maut yang memisahkan.

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam telah banyak memberikan keterangan seputar tata cara dan upaya merawat keharmonisan sebuah rumah tangga, kitab suci itu juga dengan lengkap menyimpan pesan-pesan luar biasa terhadap umat islam termasuk dalam menjaga keharmonisan suami isteri.

Buku berjudul Nasihat al-Qur’an untuk Suami Isteri ini merangkum pesan-pesan penting untuk keharmonisan sebuah rumah tangga, banyak sekali panduan yang termaktub di dalam buku ini yang bisa dijadikan dasar dalam mengarungi bahtera keluarga menuju sebuah keuara yang sakinah.

Sakinah sendiri, dalam buku ini diartikan sebagai tenangnya sesuatu setelah bergejolak, artinya orang yang belum  berpasangan tiak tenang dan merasa kehilangan sesuatu, barulah ia akan merasa tenang setelah menemukan pasangannya dan berpasangan memlalui pernikahan. (Hlm. 16).

Dialah yang mencipatakan kamu dari jiwa yang satu dan darinya dia menciptakan pasangannya, agar ia merasa tenang kepadanya. (QS 7: 189).

Tenang, tenteram dan damai, itulah salah satu filosofis dari Sakinah, maka keluarga yang telah berhasil meraih keluarga sakinah perjalannan hidupnya akan selalu tenang dn damai. Seperti yang telah dijelaskan dalam ayat di atas. 

Meraih predikat keluarga sakinah tentu tidak hanya sebatas diucapkan dengan kata-kata, tapi kesakinahan keluarga itu akan terpancar dalam setiap pergerakan hidup sang keluarga tersebut, perjalanan hidup mereka selalu diwarnai dengan ketenteraman dan kedamaian.

Ketidaksamaan persepsi dalam keluarga, atau pun perbedaan keinginan akan selalu menemukan titik temu dalam perjalanan keluarga sakinah itu sendiri, karena mereka meyakini bahwa perbedaan adalah dinamika dalam pernikahan sekaligus nikmat yang harus dijalani bersama. Pancaran ini terus menjadi warna pada keuarga yang telah meraih predikat sakinah tersebut.

Pernikahan adalah kegiatan masa-memasak yang menyatukan dua hal berbeda menjadi satu kesatuan tapi tetap terasa bagian bagiannya. Itulah yang seharusnya direncanakan dalam pernikahan kita. Semuanya kemudian tergantung pada kemampuan kepala koki atau kepala keluarga. (hlm. 124).

Kepala keluarga memiliki andil penting dalam rangka merawat keharmonisan rumah tangga, kemampuan memimpin dengan benar serta caranya yang baik akan menentukan kualitas keluarga itu sendiri. “yang paling baik diantara kamu adalah yang paling baik dan paling lembut terhadap keluarganya” (Al-Hadits).

Kita semua yakin, apabila sebuah keluarga telah dibangun di atas pondasi kepercayaan dan kebersamaan, maka terawatlah keharmonisan keluarga itu dengan baik. Perjalanan keluarga sakinah dalam buku ini digambarkan seperti halnya orang memasak dari berbagai bahan yang berbeda, namun untuk satu rasa dengan tidak menghlangkan karakternya masiang-masing.

Namun demikian, kita tak bisa memungkiri, bahwa perjalan bahtera keluarga pasti akan mememui satu persoalan hidup, entah itu persoalan ringan bahkan hingga pada masalah pelik sekalipun. Masalah-masalah itu kita maknai sebagai hukum alam yang manusiawi dialami oleh mahluk yang bernama manusia.

Dalam kondisi ini, diperlukan jiwa besar, utamanya dari seseorang yang posisinya kebetulan menjadi objek masalah tersebut. Taruhlah misalnya ada seorang isteri yang tiba-tiba melakukan kesalahan, sementara sang isteri melakukan itu diluar kesengajaannya. Atau sebaliknya sang suami yang tidak sengaja melakukan kesalahan tersebut.

Maka, disinilah pentingnya sikap saling memaafkan. Belajar memaafkan dan bebrbesar hati utnuk selalu membuka pintu maaf terhadap dia yang tak sengaja melakukan keslaha itu tadi.
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni maka sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi maha Penyayang (QS 64: 14). (hlm. 150).

Betapa keharmonisan keluarga akan selalu diraih, jika keluarga muslim senantiasa mengembalikan setiap pesoalan hidup pada kita Suci Al-Qur’an.  Buku karya Bambang Q-Aneas setebal 197 halaman ini memuat pesan-pesan suci Al-Qur’an untuk para keluarga muslim, buku ini betul-betul  menjadi inspirasi untuk bisa meraih leuraga sakinah.


Ahmad Wiyono; Jurnalis, Peneliti dan Pengasuh Rumah Baca “Haidar Pustaka” Pamekasan Madura 


Tulisan ini dimuat di Harian Suara Madura Edisi 8 Maret 2015

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons