Minggu, 17 Januari 2016

Mengenal Metodologi Belajar Imam Madzhab

Judul : Mengungkap Rahasisa Cara Belajar Para Imam Madzhab
Penulis : Yanuar Arifin
Penerbit : Diva Press
Cetakan . 1. Agustus 2015
Tebal : 220 Halaman
ISBN : 978-602-255-946-7
Peresensi : Ahmad Wiyono

Siapa yang tidak kenal terhadap empat Imam Madzhab? Umat Islam tentu sudah tak asiang lagi dengan nama-nama manusia pilihan tersebut. Apalagi bagi masyarakat Sunni (Ahlus Sunnah wal jamaah), Empat Imam madzhab tersbut sudah tentu menjadi panutan dalam kehdupan beragama.

Kisah keberhasilan para Imam besar dalam proses belajar dan syiar keislamannya tersebut rupanya menjadi ulasan khusus dalam buku berjudul Mengungkap Rahasia Cara belajar Para Imam Madzhab ini. Seabrek kiat-kiat jitu para Imam dalam mencapai kesuskesan belajarnya diulas secara mendalam dalam buku karya Yanuar Arifin tersebut.

Secara mendasar, buku ini mengulas tentang konsep belajar para Imam Maszhab yang sekaligus hal itu menjadi kunci keberhasilan mereka sehingga pada akhirnya berhasil menjadi Mujtahid dan diikuti oleh seluruh umat Islam di dunia. Buku ini  terdiri dari empat bab, masing-masing bab membahas cara belajar dan kiat sukses satu Imam.

Dijelaskan bahwa, Terdapat beberapa kesamaan konsep belajar dari empat Imam besar ini, kesamaan tersebut tentu bukan sesuatu yang direkayasa, karena secara faktual konsep itu selalu menjadi kunci keberhasilan belajar. Semisal ketekunan dalam belajar, waktu yang panjang dan lain sebagainya. Kendati demikian, ada konsep-konsep khusus yang dimiliki oleh masing-masing Imam, itu yang mejadi karakteristik ketokohan Iamm tersebut.

Imam  Abu Hanifah misalnya, dalam belajar dia mempunyai konsep Berfikir secara Bebas, hal itu dilakukan dalam rangka untuk membangkitkan semangat kebebasan berdealektika, sehingga selalu mendapatkan insprasi terkait kelimuan-kelimuan baru yang bisa menambah khzanah keilmuannya. Tentu dalam hal ini kebebasan berfikir yang dimaksudkan oleh Imam Abu Hanifah bukanlah bebas sebebas-bebasnya.

Sebagai intelektual, Abu hanifah menggunakan berfikir secara bebas sebagai salah satu cara atau metode belajarnya, apalagi, tempat di mana sang Imam  hidup saat itu, yaitu Kufah, merupakan kota berperadaban maju, dengan corak pemikiran penduduknya yang cendrung  logis dan rasional. Dengan background semacam ini, wajarlah bila Abu Hanifah juga sngat bebas dalam berfikir. Dalam banyak kasus, ia sering kali menyelesaikan suatu persoalan dengan melakukan pemikiran yang kritis, dengan berpijak pada al-Qur;an dan hadits (Hal. 45).

Metodologi belajar yang diterapakan oleh Imam maliki juga tergolong efektif, yaitu menentukan spesifikasi kelimuan. Ini didasari oleh keterbatasan manusia dalam memahami seluruh rumpun ilmu pengetahuan secara bersamaan. Maka dalam buku ini, penulis juga mengurai kunci sukses Imam Maliki dengan menentukan salah satu bidang ilmu yang menjadi focus garapan kelimuannya kala itu.

Dalam konteks ilmiah, seorang pembelajar yang baik hendaknya memilih spesifikasi ilmu yang dikaji sebagaimana ditempuh oleh Malik bin Anas dalam belajar. Hal ini sangatlah penting agar belajar lebih efektif dan hasil yang diperoleh pun menjadi lebih maksimal. Selain itu, memilih spesifikasi ilmu yang tepat, dalam artian yang sesuai dengan potensi, akan mampu membangkitkan semangat seseorang pembelajar untuk benar-benar mencurahkan seluruh energinya. Dengan semangat yang tinggi, sudah pasti akan mengantarkan seorang pembelajar untuk mencapai kesuksesan (Hal.91).

Selain itu, Imam Syafi’I sebagai salah satu Imam madzhab juga memilki cirri khas dalam proses nelajar. Ambisius dalam Belajar rupanya dia jadikan salah satu kunci sukses dalam proses belajarnya. Namun demikian, ambisius belajar yang dia tunjukkan dalam belajar pada dasarnya sebagai wujud nyata kecintaanya terhadap Ilmu. Bahkan, tak jarang dia rela bergadang demi mempelajari dan menelaah sebuah ilmu.

Kehadiran buku ini menjadi sprit baru bagi kita semua, setidaknya dalam upaya merevolusi semangat belajar dengan menimba pengetahuan dari para Imam besar tersebut. Metodologi belajar yang diterapkan manusia-manusia hebat itu merupakan konsep nelajar yang tak akan lekang oleh zaman.

Buku setebal 220 halaman ini menebar ilmu pengetahuan tentang rahasia sukses para Imam Madzhab dalam menuntut ilmu hingga akhirnya sukses menjadi mujtahid. Tak hanya itu, buku ini juga tak lupa mengulas kisa perjalanan meraka mulai sejak kecil, hingga kembali pada sang 



Tulisan ini dimuat di Harian Radar Surabaya

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons