Senin, 01 Agustus 2016

Referensi Kisah Hikmah Inspirasi Ramadan

Judul        : 150 Kisah Abu Bakar Al-Shiddiq
Penulis        : Ahmad Abdul Al-Thanthawi
Penerbit    : Mizania
Cetakan    : 1. 2016
Tebal        : 161 Halaman
ISBN        : 978-602-418-011-9
Tidak terasa, bulan suci ramadlan kembali tiba. Umat islam di seluruh penjuru bumi tentu menyambutnya dengan hati gembira. Lantaran bulan yang satu ini diyakini menjadi bulan penuh hikmah, ampunan, serta bulan penuh rahmat.

Salah satu kegiatan unik dan bermakna di bulan suci adalah semarak syiar keislaman yang digemakan dari berbagai media, seperti masjid, mushalla, layar kaca, media eletronik termasuk surat kabar. Semua mengusung identitas syiar dan mengajak kebaikan untuk seluruh umat manusia.

Kuliah tujuh menit (kultum) misalnya, hampir disemua media kita menemukan segmen itu, termasuk kultum dan mutiara hikmah di masjid dan mushallah. Tema yang diusung pun beragam, mulai dari kisah perjalanan para nabi, sahabat dan lain sebagianya. Termssuk kisah perjalanan tokoh-tokoh muslim dari bebagai lintasan masa.

Salah satu referensi yang layak dijadikan rujukan untuk kegiatan syiar hikmah di bulan suci ini bisa kita petik dari buku berjudul 150 kisah Abu Bakar Al-Shiddiq. Buku ini secara detil mengulas berbagai sisi pejalanan kholifah Abu Bakar yang sangat inspiratif untuk menambah pengetahauan umat islam saat menjalankan ibadah puasa.

Kisah Abu bakar yang diurai dalam buku terbitan Mizania ini diambil dari berbagai sisi kehidupannya, mulai sejak menjadi sahabat Nabi, hingga menjadi kholifah, bahkan menjelang keprgiannya menghadap sang pencipta. Semua kisahnya sangat memukau dan menjadi penyejuk bagi setiap hati pembacanya.

Seperti kisah saat Abu Bakar menemui orang-orang yang telah membunuh anaknya sendiri. Ada sesuatu yang luar biasa yang dia tunjukkan kepada orang-orang, dan justru itu semua di luar nalar logika manusia biasa. Ketika Abu Bakar bertemu dengan pembunuh anaknya, reaksinya bukan malah membalas dendam atau minimal mengancamnya, malah dia berterimakasih kepada sang pembunuh tersebut.

Ketika mereka telah datang, Abu Bakar bertanya. “Apakah ada diantara kalian yang mengenal panah ini”?. Lalu Sa’id ibn Ubaid berkata, “Aku yang membuatnya dan melepaskannya”. Kemudian Abu Bakar berkata, “panah inilah yang telah membunuh Abdullah, anakku. Segala puji bagi Allah yang memuliakannya dengan tanganmu (dengan mati syahid) dan tidak menghinakanmu dengan tangannya (kau mati dalam keadaan kafir) dan Allah member kekuasaan pada kalian berdua (Hal. 76).

Kisah lainnya adalah seputar kedermawanan Khalifah Abu Bakar, di mana dia selalu memberikan sesutu yang berharga kepada orang-orang yang membuthkan. Harta yang diberikan Abu Bakar jelas merupakan harta pribadinya. Tidak pernah Abu Bakar memberikan seuatu di luar harta yang memang miliknya sendiri. Kecuali kegiatan yang memang bersifat kenegaraan.

Abu Bakar membeli kuda, senjata dan unta untuk dipergunakan di jalan Allah SWT. Dia pun setiap tahun membelikan beberapa potong pakaian yang didatangkan dari desa, lalau dibagikannya kepada para janda penduduk kota Madinah pada musim dingin. Jumlah harta Abu Bakar mencapai 200 dirham yang kemudian dia bagikan di jalan kebaikan (Hal. 136).

Umar ibn Al-Khaththab pernah mengurusi seorang perempuan tua renta dan buta yang tinggal di pinggiran kota Madinah. Dia memberinya minum dan membantu keperluan lainnya. Pada hari berikutnya, dia mendapati seseorang telah mendahuluinya, dan telah mengurusi keperluan perempuan tua dan buta itu. Karea penasaran, akhirnya Umar mencari tahu siapa orang itu dengan mendatanginya lebih awal, teryata orang itu adalah Abu Bakar, yang sat itu menjabat sebagai kholifah (Hal. 137-138).

Tiga kisah ketokohan Abu Bakar di atas hanya sebagian dari ratusan kisah lainnya yang kesemuanya sarat dengan hikmah. Buku ini mengurai sepenuhnya kisah perjalanan kholifah pertama tersebut. Dalam buku ini pula dijabarkan beberapa peristiwa penting perjalanan islam dalam masa kepemimpian sang Abu Bakar.

Bulan suci Ramadhan tahun ini akan semakin terasa keistimewaanya  jika dilengkapi dengan bacaaan yang penuh hikmah ini. Buku ini layak menjadi rujukan syiar, terutama dalam momentum bulan suci ramadlan tahun ini. Buku kisah Abu Bakar ini mengungkap keistimewaan kholifah pertama umat islam serta pergulatannya dalam menyebarkan Islam di tengah tengah masyarakat jahiliyah.


dimuat di harian Duta Masyarakat

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons