Selasa, 02 Agustus 2016

Menyelami Mutiara Kebijaksanaan Islam

Judul    : Al-Hikam Al-Islamiyah
Penulis    : Imam Jalal Rahman
Penerbit    : Serambi
Cetakan    : 1. Juni 2016
Tebal    : 330 Halaman
ISBN    : 978-602-290-067-2
Tujuan akhir kehidupan ini adalah meraih kebahagiaan, bahagia di dunia, lebih-lebih di alam baka. Pintu memasuki ruang kebahagiaan tersebut adalah menguatkan hakikat spiritual dalam setiap sendi-sendi kehidupan. Hal ini yang akan terus menuntun manusia memasuki satu persatu pintu kebahagiaan tersebut.

Buku berjudul Al-Hikam Al-Islamiyyah karya Imam Jalal Rahman ini adalah kumpulan beberapa unataian mutiara kebijaksanaan islam yang bersumber dari kitab suci, sabda nabi termasuk juga ujaran para ulama sufi. Mutiara kebijaksanaan yang diurai dalam buku ini merupakan rentetan terapi spiritual untuk meguatkan pola pergerakan manusia sehingga bisa meraih tujuan akhir kehidupan tersebut

Menyadari akan posisi diri yang sebenarnya, merupakan tahapan dari menguatkan spiritualits pada diri. Buku ini membahasakan; “kami belum mengenal-MU, sebagaimana kami seharusnya mengenal-MU (Hal. 50). Sebuah totalitas pengakuan seorang hamba bahwa tidak akan mampu manusia untuk bisa mencapai sesuatu yang menjadi keinginannya, tanpa kehendak-Nya. Bahkan dalam sisi ilmu pun, diibaratkan jika lautan dirubah menajdi tinta tak akan bisa menulis banyaknya ilmu Allah.

Kemilau abadi sang khalik begitu jauh di luar pemahaman pikiran manusia yang bahkan paling tercerahkan, sehingga kita tidak bisa mulai utuk memahami atau menggambarkannya. Upaya lemah kita yang demikian itu bagaikan menggunakan tongkat bambu untuk mengukur krdalaman samudera (Hal. 50-51).

Sebuah untaian hikmah yang sangat dalam,  tentang bagaimana sesungguhnya  makna eksistensi manusia di hadapan Tuhan, seperti mengukur kedalaman samudera dengan tongkat bambu.  Dalam sebuah hadis disebutkan, Kenali dirimu, maka engkau akan mengenali Tuhanmu”. Ini menunjukkan, bahwa sebenarnya semakin kita tahu posisi kita sebagai manusia, maka semakin tahu pula betapa sangat rendahnya kita di hadapan Allah, dan betapa sangat agungnya sang Khalik penguasa alam semesta ini.

Untuk mengenal diri kita maka kita harus waspada terhadap seluruh suara, getaran, impuls, dan kecenderungan yang membawa kita mendekat atau menjauh dari diri kita yang sejati. Kita harus menyadari kondisi-kondisi yang menggiring kita pada pola-pola perilaku merusak, seperti merasa benar sendiri, rendah dri, agresi, ketidak jujuran, dan menyalahkan orang lain atas kesalahan kita. Juga, kita harus menulis ulang lembaran batin kita supaya kita bisa menjadi lebih toleran, dermawan, santun jujur, dan bertanggungjawab atas pilihan kita sendiri. Itu bukanlah tugas mudah, kecenderungan ego utuk merasa benar sendiri begitu halus dan meperdayakan, sehingga bahkan mahkluk-mahkluk tercerahkan kadang mengalami kemunduran dan harus bekerja terus menerus untuk bisa terus sadar dan waspada (Hal. 70-71).

Olah spiritual merupakan kunci untuk meraih substansi kehidupan, dan buku ini adalah referensi untuk menguatkan olah spiritual tersebut. Diolah dengan tutr bahasa yang sangat puitik, buku ini begitu menyegarkan nalar spiritualias kita sehingga bisa menyuburkan semangat untuk selalu beribadah kepada-Nya.

Secara lembut, sentuhlah dada anda dan panjatkan doa penuh niat untuk senantiasa awas terhadap hati Anda. Jika perhatian Anda menyimpang, kembali sentuh dada anda untuk mengingatan diri Anda sndiri. Fokus berulang pada hati ini akan mengaktifkan cahaya misterius dan kesaksian diri yang dilambari cinta (Hal. 73-74).


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons