Jumat, 03 Maret 2017

Mendalami Metode Dakwah Simpatik

Judul : Samrt Dakwah
Penulis : Udji aisyiyah
Penerbit : Gramedia Pustaka Utama
Cetakan : 1. 2016
Tebal : 91 Halaman
ISBN : 978-602-03-3682-4
Menjadi juru dakwah (Dai) ternyata bukan pekerjaan yang mudah, butuh keahlian khusus dalam menekuni “profesi” tersebut, setidaknya, seorang Dai harus betul-betul menguasai dasar keilmuan khususnya ilmu agama sebagai pilar utama isi dakwah.

Metode berdakwah pun harus selalu megalami inovasi, hal ini berkaitan dengan tuntutan kemajuan zaman serta kecanggihan teknologi informasi yang kian menggurita dewasa ini, maka bisa dipastikan, bahwa seorang Dai harus mempu beradaptasi dengan kemajuan zaman tersebut, sehingga metode dan materi dakwahnya pun bisa menyeimbangi pergulataan masa itu sendiri.

Metode berdakwah yang simpatik, serta sesuai dengan kondisi zaman kekinian bisa kita temukan dalam buku berjudul Dakwah Simpatik karangan Udji Asiyah ini, buku seri dakwah ini merangkum sejumlah metode dan strategi dakwah yang inovatif yang perlu dicoba oleh para Dai, sehingga bisa dengan mudah memikat hati para audiens.

Inovasi dakwah yang dimaskud salah satunya adalah proses penyesuaisan dengan dinamika kehidupan manusia saat ini, seperti kecanggihan teknologi, maka seorang Dai dituntut peka dan tidak kaku dalam menggunakan atau memanfaatkan kecanggihan tersebut, sehingga dakwah tidak hanya selalu di atas fodium, namun juga melalui pelbagai sarana yang bisa digunakan di era yang serba canggih saat ini.

Era global ini, Dai dituntut untuk lebih kreatif dalam dakwahnya termasuk dalam menggunakan aneka media, beberapa Dai, kiyai, motivator memanfaatkan media sosial internit sebagai sarana dakwah untuk menjaga nilai-nilai moral dan agama. Contohnya adalah K.H. Musthafa Bisri (Gus Mus) yang aktif juga memanfaatkan media ini (Hal. 29).

Inilah salah satu strategi berdakwah yang diulas dalam buku terbitan Gramedia Pustaka Utama ini,  pesan yang hendak disampaikan dalam streagi ini adalah pentingnya melakukan sejumlah cara berdakwah yang mudah dijangkau oleh masyarakat luas, seperti melalui kecanggihan intenit tesebut. Gus Mus adalah salah satu orang yang dicontohkan sebagai seorang dai yang aktif berdakwah melalui media sosial. Inilah bentuk inovasi dakwah.

Sementara itu, untuk mempermudah memikat hati orang-orang yang menjadi sasaran dakwah atau audiens, maka seorang dai harus lihai dalam memgolah kata, bahasa termasuk kondisi sosio kultural audiens yang dihadapi saat itu, membaca peta dan kondisi sosial masyarakt itu tentu tidak hanya dilakukan dalam kegiatan dakwah tebuka, namun dilakuakn dalam berbagai bentuk dahwah. Ini yang akan menarik simpati audiens.

Seorang dai dituntut untuk mengerti kondisi khalayak pendengarnya atau yang didakwahi. Tidak seyogjanya seorang Dai mengabaikan faktor kategori penerima dakwah, misalnya pebedaan umur dengan alasan mengajarkan persamaan. Ia tidak boleh menyampaikan gaya pembicaraan terhadap dua kelompok penerima dakwah yang berbeda (Hal. 76).

Target dari setiap kegiatan dakwah adalah diterimanya materi dakwah dan dipraktikkan dalam keidupan mereka, jika ini bisa dicapai, berarti seorang Dai telah sukses dalam menyampaikan dakwahnya. Buku ini layak untuk dijadikan referensi bagi setiap Dai agar selalu suksea dalam menyampaikan dakwah dan menyeru ke jalan yang lurus. 




Dimuat di harian Duta Masyarakat

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons