Kamis, 09 Juni 2016

Pendidikan dan Tuntutan Profesionalisme Guru

Judul : Tips Efektif Cooperative Learning
Penulis : Jamal Ma’mur Asmani
Penerbit : Diva Press
Cetakan : 1. Januari 2016
Tebal : 224 Halaman
ISBN : 978-602-391-074-8
Peresensi : Ahmad Wiyono*

Salah satu tuntutan besar tenaga pendidik adalah terbentuknya karakter profesionalisme dalam pelaksanaan pembelajaran sekaligus dalam implementasi peran pokok dan fungsinya, baik di dalam proses kegiatan belajar mengajarar (KBM) atau pun dalam koteks kegatan non akademik lainnya.

Amanat Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang fokus pada penguatan kualifikasi, kompetensi dan sertifikasi menjadi instrument awal pergerakan profesionalitas  tenaga Pendidik, di mana tiga amanat besar itu menjadi kata kunci dari terwujudnya karakater profesioanl  para guru atau dosen tiu sendiri. Sehingga, tidak boleh tidak, setiap tanaga pendidik sudah diwajibkan untuk bisa memenuhi tiga komponen utama tersebut.

Satu dari sekian banyak langkah strategis untuk mewujudkan idealisasi profesionalisme tenaga pendidik tersebut bisa diwujudkan dengan keterampilan sang pendidik dalam menerapkan pelbagai model pembelajaran yang fariatif dan mudah dicerna oleh sang peserta didik. Diantaranya model pembelajaran kooperatif atau Cooperataive Learning, pola ini menekankan pada keaktifan peserta didik sehingga mereka tidak lagi berposisi sebagai objek, namun pelaku utama dalam proses pembelajaran.

Dalam buku ini secara detil diurai seputar makna dan substansi Cooperative Learning, mulai dari makna dan tujuannya, keunggulan dan manfaatnya, hingga cara praktis dalm menerapkan pola pemeblajaran tersebut, muaranya diharapkan akan terbentuk satu sistem pembelajaran yang aktif, kreatif dan tidak membosankan.

Pembelajaran yang menyenangkan (Fun Education) belakangan disebut-sebt sebagai pola paling efektif dalam rangka memaksimalkan pola serap peserta didik terhadap pelajaran yang disampaikan, karena pola berfikir peserta didik mudah distimulasi disaat pola pembelajaran yang dikuti mereka penuh ketenangan dalam suasana yang damai tanpa tekanan. Fun Education sendiri merupakan bagian tak terpisahkan dalam kerangka pemlajaran yang berbasis Cooperative Learning.

Hal itu yang menjadi keunggulan dari model pembelajaran Kooperatif, di mana peserta didik ditempatkan dalam posisi yang sangat nyaman, tenang, jauh dari ancaman serta tekanan pelajaran. Maka, tenaga pendidik yang sudah mamapu menerapkan model pembelajaran ini, dipastikan Susana belajarnya di dalam kelas akan penuh dengan kreatifitas, sekaligus keaktifan dari peserta didik itu sendiri.

Robert E. Slavin mengungkapkan beberapa alasan para siswa yang bekerja dalam kelompok kooperatif bisa belajar lebih banyak daripada mereka yang diatur dalam kelas-kelas tradisonal. Dalam hal ini, terdapat beberapa teori yang menjelaskan keunggulan pembelajaran koperatif (Hal. 63-64)

Teori yang dimaksud dalam buku ini adalah teori motivasi, dan teori kognitif. Dalam pembelajaran koperatif, peserta didik distimulasi untuk selalu aktif mencari sesuatu yng berkaitan dengan isi pelajaran, sehingga tidak tercipta lagi model Banking education, di mana sisiwa hanya selalu diisi oleh gurnya. Sebaliknya justru peserta didik punya kesempatan untuk mencari, memperoleh konsep ilmu dari satu pelajaran yang sedang dikkuti.

Namun demikian, penerapan model pembelajaran koperatif bukan tanpa kendala, semenjak teori pembelajaran ini lahir, selalu ditemukan di sana sini kendala yang menjadi pemicu keterlambatn proses penerapan model pemeblajarn tersebut. Buku ini pun tak lupa mengurai seputar kendala –baik teknis maupn non teknis- dalam kerangka penerapan model pembelajaran itu sendiri.

Diantara beberapa kendala penerapan pembelajran koperatif yang dutulis di buku ini adalah kondisi Guru yang kurang responsive (Hal. 145). Kemudian juga kadang dihadapkan ada keberadaan peserta didik yang cenderung pasif (Hal. 164), termasuk juga yang tak kalah pentingnya adalah perihal ruang kelas yang kurang mendukung, serta manajemen yang tidak professional (Hal. 174-175).

Idealisasi luhur dari penerapan pembelajaran koperatif tentu megkrucut pada lairnya guru yang berkualitas, dan profesional. Karena pada dasrnya, model ini hanya pintu masuk dari terlaksnanaya satu iklim pembelajran yang bermutu, tentu yang menjadi ujung tombak tetaplah sang tanaga pendiik itu sendiri. Maka, kehadiran buku ini diharapkan mejadi angin segar bagi terlaksananya satu ssitem pembelajarn yang baik, bermutu dan menyenangkan. Apalagi dalam buku ini secara komperhensif diulas tentang cooperative learning yang mengacu pada pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif dan menyenagkan (PAIKEM). Selamat membaca. 


Tulisan ini dimuat di Harian Kabar Madura, 10 Juni 2016


0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons