Kamis, 04 Februari 2016

Spirit Revolusi Mental ala Al-Ghazali

Judul : Segarkan 
Penulis : Syekh Muhammad al-Ghazali
Penerbit : Zaman
Cetakan : 1. 2015
Tebal : 334 Halaman
ISBN : 978-602-1687-46-8
Peresensi : Ahmad wiyono


Islam adalah agama yang sesuai dengan watak dan kecenderungan alami manusia. Ajarannya selaras dengan tabiat yang murni dan pemikiran yang lurus. Panduan yang memancar dari prinsip-prinsip dasarnya (ushul) mengarahkan manusia menuju kesempurnaan dan kedamaian jiwa.

Begitulah ungkapan Syekh Muhammad al-Ghazali memulai karyanya yang berjudul Segarkan Hidupmu ini. al-Ghazali mememberikan penyegaran bagi umat manusia agar selalu optimis dalam menghadapi hidup. Karya dahsyatnya ini menjadi angin segar bagi segenap manusia untuk selalu menatap hari esok dengan baik.

Al-Ghazali melalui karyanya ini mengajak manusia untuk bisa berbenah memperbaiki kualitas dan mutu hidup, memalui spirit revolusi mental yang menjadi substansi dalam buku dengan judul asli Jaddid Hayatak ini. Eksistensi hidup mudah diraih jika manusia mampu menerjemahkan spirit revolusi mental ala al-Ghazali tersebut.

Pelajaran penting yang dimaktup al-Ghazali sebagai manifistasi dari revolusi mental dalam buku ini diantaranya adalah optimisme menjalai hidup dan kehidupan, dia menggambarkan bahwa kehidupan hari ini akan menjadi cerminan kehidupan yang akan datang, maka sudah seharusnya kehidupan saat ini diisi dengan sesutau yang berharga sehingga bisa berbuah baik di masa-masa berikutnya.

Rasa aman, kesehatan, dan kecukupan untuk hari ini merupakan kekuatan besar yang mencerahkan akal sehingga bisa berfikir lurus dan tenang. Pikiran yang lurus dan konsisten mampu mengubah seluruh perjalanan sejarah, bahkan seluruh perjalanan hidup seseorang. (Hal. 35).

Dibagian lain, Al-ghazali juga menyampaikan pesan luhur agar manusia bisa menghargai segala sesuatu yang ada dan dialami oleh manusia itu sendiri. Salah satu penyebab kegagalan manuia, kata al-Ghzalai diakibatkan oleh kurangnya menghargai sesuatu yang kadang dianggap kecil atau sepele. Itu yang nantinya berdampak pada hal-hal besar dalam hidup.

Jangan abaikan sesuatu yang sepele, begitu besan al-Ghazali dalam salah satu bab di buku ini, dia hendak mengajak manusia untuk bisa menjadikan sesuatu yang kecil menjadi potensi besar dalam kehidupan manusia itu sendiri. Dari snalah peluang meraih kehidupan yang hakiki bisa dicapai dengan baik. Begitu pula sebaliknya, hal sepeleh yang diabaikan kadang bisa berdampak buruk terhadap kehidupan manusia.

Orang cerdik mesti memperhatikan dan pemperhitungkan perbuatan-perbuatan yang dilakukannya. Bisa jadi, hal sepele yang tidak diperhitungkan justru membawa keburukan yang menghancurkannya. Selain dapat menimbulkan bahaya bagi kehidupan seseorang, hal-hal kecil yang diabaikan dapat menutupi kebaikan yang dilakukannya (Hal. 111).

Spirit revolusi mental lainnya yang digambarkan al-Ghazali dalam buku ini adalah tentang pentingnya menghargai masa lalu, tanpa harus menangisi masa llau itu sendiri. Karena setiap orang tentu memiliki masa lalu yang pahit, namun hal itu dalam pandangan al-Ghazali tak perlu dijadikan beban untuk menjalani hari ini dan esok. Justru, dijadikan pengalaman unuk tidak terjebak pada peristiwa serupa di masa-masa yang akan datang.

Sejarah memberi kita pelajaran bahwa apa yang telah menimpa generasi terdahulu juga akan menimpa generasi  berikutnya. Apa yang akan kita hadapi sebenarnya juga pernah dihadapi generasi sebelum kita. Langkah terbaik yang bisa kita lakukan adalah mencermati apa yang sudah terjadi dan mencoba menyelesaikan apa yang sedang terjadi. Maka ambillah (kejadian itu) untuk menjadi pelajaran wahai orang yang punya wawasan (Hal. 


Tulisan ini dimuat di Harian Medan Bisnis, 31 Januari 2016

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons