Sabtu, 19 Mei 2012

Sepatu Butut


Sepatu Butut,
Dari Bangku Kuliah Hingga Meja Kerja

Kedengarannya mungkin agak aneh jika ada seorang mahasiswa mempunyai sebuah sepatu yang bisa bertahan hingga dia lulus bahkan masih bisa dipakai hingga menjadi karyawan (civitas akademika) pada kampus tempatnya kuliah tersebut.

Tapi tidak ada yang tidak mungkin di dunia ini, karena fakta itu yang pernah saya jalani, memang agak malu juga sih menceritakan semua ini, tapi ya begitulah faktanya.

Menginjak semester III (sekitar tahun 2005) saya berkesempatan membeli sebuah sepatu Pantofel, hal ini dimotifasi oleh keinginan saya untuk berpenampilan sedikit resmi. Meski dalam kondisi keuangan yang agak kritis saya memaksakan diri untuk membeli sepatu itu demi sebuah penampilan yang saya impikan sebelumnya. Ya meski pada akhirnya sepatu tersebut saya beli di trotoar (sejenis pedagang kaki lima), pertimbangan harga yang lebih murah dibanding harga toko itulah yang membuat saya mebeli sepatu itu di trotoar.
***
Senin pagi yang cerah saya berangkat dari kos-kosan menuju kampus dengan penampilan kali pertama menggunakan sepatu Pantofel, wow.. macam-macam respon kawan-kawan waktu itu, ada yang ngledek, ada yang memuji,  ada yang heran. Bahkan ada kawan yang sempat bilang dengan bahasa nyindir, “awas, ada Pak guru da Goa Hantu”, tapi bagi saya itu bukan soal. Prinsip saya waktu adalah biarkan anjing menggonggong kafilah tetap berlalu.

Empat tahun lamanya saya kuliah dan  bertahan dengan sepatu itu, tak terasa kondisi sepatu itu mulai agak lusuh, maklum hampir setiap hari sepatu itu saya gunakan, mulai dari ke kampus, kegiatan organisasi dan semacamnya. Bahkan sepatu saya pakai menuju mimbar Wisuda sekitar tahun 2007.
Akhirnya saya pun berhasil meraih gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada tahun itu, sepatu itu terus setia menyertai saya.

Satu tahun pertama dari kelulusan, saya belum mempunyai aktifitas. Akhirnya untuk menghindari image negative terhadap sarjana maka saya meilih keluar tiap hari dari rumah dengan berpakaian resmi dan bersepatu itu yang seakan-akan saya seudah menjadi karyawan.

Hingga suatu ketika saya dipanggil oleh salah seorang Civitas di kampus saya, ternyata saya hendak direkrut menjadi saf di sana. Ya saya menerima saja, bahkan dengan sangat senang hati.
Aktifitas baru mulai saya tekuni sebagai staf, ada suasana baru saya rasakan. Tempat yang dulu menjadikan saya mahasiswa, saat itu berubah menjadi tempat bekerja dan mengabdi.

Namun demikian, ada yang tidak berubah, sepatu saya. Yah sepatu yang dulu saya pakai kuliah dan berorganisasi ternyata tetap saya pakai dengan jabatan beru saya sebagai staf. Bahkan sepatu butut itu bertahan hingga 1 tahun lamanya saya menjadi staf di kampsu itu. Setelah itu saya baru berfikir untuk mengganti sepatu butut itu.

Syukurlah akhirnya saya berkesmpatan utnuk membeli sebuah sepatu yang menurut ukuran saya sangat bagus. Namun sepatu butut yang telah setia menyertai saya sejak kuliah tetap saya simpan hingga saat ini, bahkan saya tempatkan berjajar dengan sepatu baru saya dan sandal-sandal saya yang lain.

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons