Rabu, 18 Februari 2015

Bukan Ibadah Biasa

Judul Buku : Buku Saku Ibadah Hati
Penulis : Dr. Muhammad Musa al-Shareef
Penerbit : Zaman
Cetakan : 1. 2014
Tebal : 227 Halaman
ISBN : 978-6021687-40-6

Peresensi: Ahmad Wiyono

Istilah ibadah merupakan sebuah aktifitas ritual kaum beragama yang dilakukan secara rutin dalam rangka mendekatkan diri kepada Tuhannya. Dalam Islam ibadah berarti ketaatan kepada Allah dengan melaksanakan perintah-Nya melalui lisan para Rasul-Nya.

Interpretasi Kegiatan-kegiatan ibadah sejauh ini terwujud dalam bentuk aktifitas fisik, yang kemudian disebut dengan ibadah fisik, seperti Shalat, Puasa, Haji dan lain sebagainya. Namun demikian, ada satu jenis ibadah yang maqomnya di atas ibadah fisik, yaitu ibadah hati.

Jenis ibadah yang satu ini dikupas tuntas dalam Buku Saku Ibadah Hati karya Dr. Muhammad Musa al-Shareef. Di buku ini penulis secara detil mengurai perihal makna, prinsip, urgensi  dan kelebihan dari ibadah hati itu sendiri. 

Makna Ibadah hati sendiri merupakan kegiatan bathiniah yang berpengaruh terhadap perbuatan dan ucapan lahiriyah, dalam hal ini sangatdipastikan bahwa  ibadah fisik sangat ditentukan oleh kulaitas ibadah hati seorang hamba. Maka, disinilah arti awal keutamaan ibadah hati dibanding ibadah fisik.

Ibadah  fisik memang sangat penting. Sebab, ibadah fisik adalah bukti keislaman, tanda keimanan, dan cermin dari ihsan yang benar. Namun, dibandingkan dengan ibadah fisik, ibadah hati jauh lebih agung, lebih berpengaruh, dan lebih indah. Hatilah yang merasakan kebahagiaan ketika dekat dan taat kepada Alllh. Sementara ibadah yang dilakukan fisik hanyalah pancaran cahaya dari hati yang dekat dan taat kepada Allah. (Hlm. 47).

Pelaksanaan ibadah hati, sekali lagi sangat berpengaruh terhadap ibadah fisik, maka jangan sampai terjadi kesalahan ibadah hati karena hal iti bisa berpengaruh terhadap rusaknya ibadah fisik. Beberapa contoh rusaknya ibadah fisik karena rusaknya ibadah hati antara lain adalah tidak ikhlas, sombong dan dengki. (Hlm. 48-50).

Sementara itu, beberapa jenis ibadah hati yang termaktub dalam buku ini adalah perbuatan Ikhlas, tobat, Tawakal, Takut kepada Allah, dan Sikap berharap. Beberapa jenis ibadah qolbu di atas menjadi ukuran penting terhadap kualitas ibadah fisik manusia.

Ikhlas termasuk perbuatan batin yang tidak dapat dilihat mata manusia, malaikat dan setan. Rasulullah bersabda, “pada hari kiamat, catatan amal yang masih bersegel dibawa dan diserahkan ke hadapan Allah, Allah berfirman; “Tolaklah amal yang ini dan terimalah amal yang ini”. Malaikat pun bertanya, demi kemuliaan dan keagungan-Mu, bukankah semua yang tercatat di dlam buku catatan ini adalah kebaikan?. Allah menjawab, ‘Amal itu dilakukan bukan karena mengharapkan Rida-Ku. Dan Aku hanya akan menerima amal yang dilakukan demi mengharap rida-Ku’. (Hlm. 79).

Ikhlas adalah satu dari sekian banyak jenis ibadah hati, ini yang di awal diartikan bahwa akan terjadi kerusakan ibadah fisik sebagai implikasi dari rusaknya ibadah hati, maka ditolaknya amal kebaikan seseorang kelak dihadapan Allah salah satunya akibat hatinya tidak Ikhlas dalam beribadah, dalam keterangan di atas adalah perbuatan amal yang diakukan tidak Karena mengharap rida Allah SWT.

Sementara itu, hal yang tidak boleh kita lupakan dalam kehidupan kita adalah perbuatan akhlak mulia, perbuatan ini juga tergolong pada salah satu jenis ibadah Qalbu, dalam buku ini secara gmblang diurai perihal Akhlak mulia tersebut. 

Implemintasi akhlak mulia itu Pertama; adalah perbuatan jujur, kejujuran adalah prinsip orang yang beriman, kejujuran akan menyelamatkan manusia di dunia dan akhirat. Kedua adalah Kesabaran, kesabaran termasuk Aklak Islam yang utama dan wajib. Dalam strktur keimanan, kesbaran adalah kepalanya. Dan Aklhlak mulia yang ketiga adala Rendah hati,  Rendah hati adalah Akhlak seorang mukmin, orang yang rendah hati akan dimuliakan oleh Allah dan dipuji manusia. (Hlm. 200-215).

Sungguh buku ini begitu “sempurna” mengajari kita umat islam untuk menjadi hamba yang sukses dalam beribadah, ibadah hati termasuk ibadah fisik. Karena ibadah fisik jug ditentukan oleh kualitas ibadah hati seseorang. jika kita memiliki I’tikad baik untuk membenahi kualitas ibadah kita kepada Allah, maka buku setebal 227 haaman ini patut kita pelajari dengan seksama untuk kemudiaN dijadikan tuntunan dalam melakSanakan ibadah sehari hari. Semoga allah meridai kita semua.

Ahmad Wiyono; Alumni PP. Annuqayah, Jurnalis dan Dosen Universitas Islam Madura (UIM) Pamekasan


Tulisan ini dimuat di Radar Surabaya Edisi 15 Februari 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons