Senin, 23 Maret 2015

Pesan Al-Qur’an untuk Keluarga Sakinah

Judul Buku : Nasihat Al-Qur’an untuk Suami isteri
Penulis : Bambang Q-Anees
Penerbit : Zamania
Cetakan : 1. 2014
Tebal : 198 Halaman
ISBN : 978-602-1337-18-9

Peresensi : Ahmad Wiyono*


Setiap manusia yang telah selesai melangsungkan pernikahan tentunya selalu berharap untuk bisa merajut keharmonisan dalam setiap perjalan keluarga barunya itu, berbagai upaya tentu akan dilakukan untuk melanggengkan hubungan suci yang telah diikat dalam perjanjian ijab qabul tersebut.

Dalam islam, keharmonisan rumah tangga muslim populer disebut dengan istilah keluarga Sakinah, mawaddah wa Rahmah. Tiga prinsip ini selalu menjadi harapan dan doa para keluarga muslim utamanya di awal wal pernikahan mereka, dengan harapan keluarga itu bisa bertahan hingga maut yang memisahkan.

Al-Qur’an sebagai kitab suci umat islam telah banyak memberikan keterangan seputar tata cara dan upaya merawat keharmonisan sebuah rumah tangga, kitab suci itu juga dengan lengkap menyimpan pesan-pesan luar biasa terhadap umat islam termasuk dalam menjaga keharmonisan suami isteri.

Buku berjudul Nasihat al-Qur’an untuk Suami Isteri ini merangkum pesan-pesan penting untuk keharmonisan sebuah rumah tangga, banyak sekali panduan yang termaktub di dalam buku ini yang bisa dijadikan dasar dalam mengarungi bahtera keluarga menuju sebuah keuara yang sakinah.

Sakinah sendiri, dalam buku ini diartikan sebagai tenangnya sesuatu setelah bergejolak, artinya orang yang belum  berpasangan tiak tenang dan merasa kehilangan sesuatu, barulah ia akan merasa tenang setelah menemukan pasangannya dan berpasangan memlalui pernikahan. (Hlm. 16).

Dialah yang mencipatakan kamu dari jiwa yang satu dan darinya dia menciptakan pasangannya, agar ia merasa tenang kepadanya. (QS 7: 189).

Tenang, tenteram dan damai, itulah salah satu filosofis dari Sakinah, maka keluarga yang telah berhasil meraih keluarga sakinah perjalannan hidupnya akan selalu tenang dn damai. Seperti yang telah dijelaskan dalam ayat di atas. 

Meraih predikat keluarga sakinah tentu tidak hanya sebatas diucapkan dengan kata-kata, tapi kesakinahan keluarga itu akan terpancar dalam setiap pergerakan hidup sang keluarga tersebut, perjalanan hidup mereka selalu diwarnai dengan ketenteraman dan kedamaian.

Ketidaksamaan persepsi dalam keluarga, atau pun perbedaan keinginan akan selalu menemukan titik temu dalam perjalanan keluarga sakinah itu sendiri, karena mereka meyakini bahwa perbedaan adalah dinamika dalam pernikahan sekaligus nikmat yang harus dijalani bersama. Pancaran ini terus menjadi warna pada keuarga yang telah meraih predikat sakinah tersebut.

Pernikahan adalah kegiatan masa-memasak yang menyatukan dua hal berbeda menjadi satu kesatuan tapi tetap terasa bagian bagiannya. Itulah yang seharusnya direncanakan dalam pernikahan kita. Semuanya kemudian tergantung pada kemampuan kepala koki atau kepala keluarga. (hlm. 124).

Kepala keluarga memiliki andil penting dalam rangka merawat keharmonisan rumah tangga, kemampuan memimpin dengan benar serta caranya yang baik akan menentukan kualitas keluarga itu sendiri. “yang paling baik diantara kamu adalah yang paling baik dan paling lembut terhadap keluarganya” (Al-Hadits).

Kita semua yakin, apabila sebuah keluarga telah dibangun di atas pondasi kepercayaan dan kebersamaan, maka terawatlah keharmonisan keluarga itu dengan baik. Perjalanan keluarga sakinah dalam buku ini digambarkan seperti halnya orang memasak dari berbagai bahan yang berbeda, namun untuk satu rasa dengan tidak menghlangkan karakternya masiang-masing.

Namun demikian, kita tak bisa memungkiri, bahwa perjalan bahtera keluarga pasti akan mememui satu persoalan hidup, entah itu persoalan ringan bahkan hingga pada masalah pelik sekalipun. Masalah-masalah itu kita maknai sebagai hukum alam yang manusiawi dialami oleh mahluk yang bernama manusia.

Dalam kondisi ini, diperlukan jiwa besar, utamanya dari seseorang yang posisinya kebetulan menjadi objek masalah tersebut. Taruhlah misalnya ada seorang isteri yang tiba-tiba melakukan kesalahan, sementara sang isteri melakukan itu diluar kesengajaannya. Atau sebaliknya sang suami yang tidak sengaja melakukan kesalahan tersebut.

Maka, disinilah pentingnya sikap saling memaafkan. Belajar memaafkan dan bebrbesar hati utnuk selalu membuka pintu maaf terhadap dia yang tak sengaja melakukan keslaha itu tadi.
Hai orang-orang mukmin, sesungguhnya diantara isteri-isterimu dan anak-anakmu ada yang menjadi musuh bagimu maka berhati-hatilah kamu terhadap mereka dan jika kamu memaafkan dan tidak memarahi serta mengampuni maka sesungguhnya Allah maha Pengampun lagi maha Penyayang (QS 64: 14). (hlm. 150).

Betapa keharmonisan keluarga akan selalu diraih, jika keluarga muslim senantiasa mengembalikan setiap pesoalan hidup pada kita Suci Al-Qur’an.  Buku karya Bambang Q-Aneas setebal 197 halaman ini memuat pesan-pesan suci Al-Qur’an untuk para keluarga muslim, buku ini betul-betul  menjadi inspirasi untuk bisa meraih leuraga sakinah.


Ahmad Wiyono; Jurnalis, Peneliti dan Pengasuh Rumah Baca “Haidar Pustaka” Pamekasan Madura 


Tulisan ini dimuat di Harian Suara Madura Edisi 8 Maret 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons