Rabu, 18 Februari 2015

Melacak Surganya Kaum Perempuan

Judul Buku : Inilah wanita-wanita yang Ditolak Surga
Penulis : Nurlaela Ismawati
Penerbit    : DIVA Press
Cetakan    : 1. Oktober 2014
Tebal :  203 Halaman
ISBN : 978-602-255-705-0

Peresensi  : Ahmad Wiyono*

Pada prinsipnya Islam selalu memposisikan setiap laki laki maupun perempuan dalam posisi yang sama, karena Allah melihat manusia dari kulaitas ketaqwaanya, bukan karena jenis kelaminnya. Terkecuali bagi perempuan yang telah berstatus sebagai seorang isteri yang kemudian dia memiliki tanggung jawab lain dalam konteks posisinya sebagai siteri tersebut.

Di sisi lain, perempuan ternyata mendapat “ancaman” besar tentang posisinya kelak di akhirat, ancaman dimaksud adalah tergambarnya penghuni Neraka yang didominasi oleh kaum perempuan. Gambaran tersebut melahirkan pertanyaan besar, ada apa dengan kaum perempuan sehingga terancam menjadi penghuni terbanyak di neraka Allah kelak.

Tak bisa dipungkiri, pernyataan seperti di atas sudah sangat sering kita dengarkan, bahkan sering pula kita baca di beberapa literatur klasik karya para ulama terdahulu, termasuk dalam keterangan beberapa hadits Nabi Muhammad SAW. Bahwasanya kaum perempuan akan menjadi penghuni dengan jumlah terbanyak di neraka kelak di akhirat.

Nah. asumsi asumsi di atas terekam dalam sebuah Buku karya Nurlaela Ismawati ynag berjudul “Inilah Wanita-wanita yang ditolak Surga”. Menurut penulis buku ini, penghuni neraka terbanyak adalah kaum wanita, hal itu ditegaskan berdasarkan beberapa hadits yang penulis rangkum dari beberapa sumber yang kemudian tertuang dalam buku ini. Penulis buku ini juga meyakini bahwa hadits hadits tersebut adalah hadits shahih.

“Aku berdiri di depan pintu surga, lalu (kulihat) kebanyakan orang yang masuk ke dalamnya adalah orang orang miskin, dan orang orang kaya ditahan. Kecuali penghuni neraka, mereka disuruh untuk masuk ke dalam neraka. Dan aku berdiri di depan pintu neraka, maka (kulihat) kebanyakan yang masuk ke dalamnya adalah wanita” (HR. Muslim). (hlm. 24).

Hadits di atas menguatkan pemahaman kita bahwa ketika Rasulullah menyaksikan keberadaan penghuni neraka, maka tampaklah banyak sekali perempuan yang masuk ke dalamnya. Lagi lagi muncul pertanyaan ada apa dengan kaum perempuan?.

Ternyata, ada beberapa faktor yang menjadikan kaum perempuan harus ditolak oleh Surga, dalam buku ini pun dirinci beberapa faktor tersebut. Pertama adalah ketika seorang perempuan tidak mendahulukan kepentingan Allah jadi kepentingan Allah SWT.

Selain itu, faktor berikutnya adalah kebiasaan kaum perempuan tidak menutup aurat. Sudah sangat sering kita lihat betapa banyaknya gambar gambar perempuan yang berpakaian mini bahkan kadang hanya tinggal pakain dalam saha. Penampilan seperti itu acapkali dilakukan dengan sangat bangga oleh kaum perempuan. Sementara mereka tidak sadar bahwa tindakan itulah yang kelak akan meyeretnya ke api neraka.

Kewajiban menutup aurat khususnya bagi kaum wanita ini penting untuk diperhatikan, sebab wanita yang sengaja tidak menutup auratnya. Maka dikawatirkan kelak ia akan tertolak dari pintu-pintu surga. (hlm. 71).

Beberpa faktor lain yang bisa menjadikan kaum perempuan ditolak surga dalam buku ini adalah bertingkah sebagaimana wanita jahiliyah, senang keluyuran, melakukan khalwat, tidak menjalankan perintah agama, dengki dan iri hati.

Namun demikian, kaum perempuan tak perlu pesimis akan tidak medapatkan jatah Surganya Allah kelak di akhirat, selama kaum perempuan mau beriktiyar untuk melakukan kebaikan, pintu Surga akan selalu terbuka. Buku setebal 203 halaman ini juga menawarkan solusi terbaik bagi kaum perempuan untuk bisa melacak Surga bagi kaum perempuan itu sendiri.

Pada bab akhir buku ini, penulis menampilkan beberapa hal yang perlu dilakukan kaum perempuan sebagai bentuk usaha mereka untuk bisa meraih Surga, antara lain adalah menyegerakan pertaubatan kepada Aallah. Tentu dengan taubat yang sesungguhnya.

Untuk bisa kembali kepada kebaikan, sebagimana pengertian taubat itu sendiri, maka seseorang butuh perenungan yang dapat menyadarkan tentang pentingnya arti kembali itu. Hal itu dapat dirangsang dengan dzikir dan istighfar (hlm. 184).

Memupuk rasa malu, berjanji pada diri sendiri, merenungkan pembalasan atas kebaikan dan keburukan, berhubungan baik sesama manusia,  selalu menghargai diri sendiri, fokus pada tanggung jawab, mampu mendahulukan kewajiban dari pada hak, serta selalu bersahabat dengan orang yang bisa menyelematkan adalah beberapa upaya lain yang harus dilakukan kaum perempuan untuk bisa melacak keberadaan surga tersebut. Dan uraian secara detil tentang itu semua ada dalam buku inhi.

Kaum perempuan di manapun berada, sangat penting sekali membaca buku ini secara detil, mengingat ancaman penghuni neraka terbanyak ada pada kaum perempuan, namun buku ini menjadi angin segar bahwa masih ada kesempatan untuk melacak keberadaan surga dan untuk dimasuaki kelak di alam abadi. Bahkan buku ini juga dilengkapi beberapa kisah pengingat diri yang bisa menjadi renungan bagi pembaca semua utamanya kaum perempuan, agar kelak tidak ditolak oleh Surga. 

*Ahmad Wiyono: Jurnalis, Pengajar, Peneliti dan Pengasuh Rumah baca “Haidar Pustaka” Pamekasan madura.


Tulisan ini dimuat di Harian Suara Madura

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons