Senin, 23 Maret 2015

Perjalanan Spiritual Menggapai Cinta Allah

Judul Buku : Spiritual Journy
Penulis : Jasser Auda
Penerbit : Mizania
Cetakan ; I Desember 2014
Tebal : 224 Halaman
ISBN : 978-979-433-864-3

Peresensi: Ahmad Wiyono*

Cinta letaknya di hati, meskipun tersembunyi, namun getarannya tampak sekali, ia mampu mempengaruhi pikiran sekaligus mengendalikan tindakan. (Jalaluddin Rumi).

Penggalan syair di atas menggambarkan betapa dahsyatnya makna cinta dalam kehidupan manusia, cinta akan mampu merubah angka lima menjadi dua, dan begitu sebaliknya. Bahkan kata Rumi cinta mampu merubah Budak menjadi raja. Iniah realitas cinta dalam konteks mahluk bernama manusia. 

Lantas bagaimana dengan Cinta Allah?, jika kedahsyatan cinta sesama mahluk sudah terasa luar  biasa, bisa kita bayangkan betapa dahsyatnya cinta Allah kepada hamban-Nya jika hal itu bisa diraih. Pertanyaanya adalah mungkinkah itu bisa terjadi?

Adalah buku Spiritual Journey (28 langkah meraih cinta Allah) yang berhasil menjawab pertanyaan mendasar di atas, bahwa Cinta Allah kepada mahluk-Nya adalah cinta sebenar-benarnya Cinta yang wajib untuk diperjuangkan oleh segenap mahluk di muka bumi, utamanya manusia yang beriman.

Buku ini memuat dengan lengkap beberapa langkah penting agar bisa meraih maqom manusia yang dicintai Allah, secara sistematis langkh-langkah itu diurai satu persatu dengan menggunakan bahasa yang sangat mudah dipahami oleh para pembaca.

Sedikitnya ada 28 langkah utama yang harus dilalui oleh setiap manusia beriman dalam rangka mencapai kesempurnaan Cinta sang Maha Cinta, 28 langkah-langkah itu bisa dinikmati dalam buku setebal 224 halaman ini. Sehingga kedahsyatan cinta Allah kepada manusia akan bisa diraih dengan sempurna.

Bertaubat dan penuh harap (Raja’) merupakan langkah pertama yang ditulis dalam bukiu ini, Taubat merupakan proses permohonan ampun sang hamba kepada Allah atas segala kesalahan yang dibuatnya. Ini menjadi penting mengingat sifat manusia yang tidak bisa lepas dari sifat salah. Sehingga dalam segala tindak tanduk kehidupan manusia harus selalu diimbangi dengan meminta ampun kepada Allah, dan disaat bersamaan manusia selalu optimis bahwa setiap permohonannya akan dikabulkan oleh Allah SWT. 

Raja’ seharusnya tidak dipengaruhi oleh gravitasi kesalahan-kesalahan seseorang. Sebaiknya, orang tersebut hendaknya mengusahakan niat yang sungguh-sungguh untuk bertaubat kepada Allah SWT, dan mengharap Rahmat-Nya. (Hlm. 35).

Setelah itu manusia perlu menanamkan sikap ikhlas kepada Allah, langkah ini bagian dari tangga penting untuk meraih Cinta-Nya. Dengan sikap ini manusia bisa memahami secara utuh apa sebenarnya takdir Allah dan menerimanya dengan sabar. –baik atau pun jelek-.

Keikhlasan kepada Allah SWT, adalah hal esensial dalam perjalanan spiritual kita.  Ibn Ata’illah menyatakan; Aamal-amal itu bagaikan tampilan fisik semata yang hanya dapat hidup dengan adanya spirit keikhlasan. Jika kita membayangkan kiasan (tamsil) antara perbuatan dan tubuh manusia, maka perbuatan yang hampa dari keikhlasan itu seperti tubuh tanpa nyawa, yakni layaknya tubuh yang mati. (Hlm. 52).

Buku ini bukan hanya penting, tapi juga indah untuk terus diselami. Tangga demi tangga dalam perjalan meraih cinta Allah tak ada yang luput dalam catatan cataan penting buku ini, terjemahan kitan klasik Al hikam ini betul-betul mengajak kita untuk menjadi hamba yang meraih cinta-Nya.

Tangga penting lainnya adalah dengan cara menyeru umat manusia untuk menuju Allah, mengapa? Tindakan tersebut selaian merupakan ikhtiyar ubudiyah, juga tergolong pada kesalehan sosial, yaitu mengajak sesama untuk juga melakukan seluruh yang diperintah oleh Allah sekaligus juga menjauhi segala larangan-Nya. Namun demikian, harus kita ingat bahwa dalam setiap upaya mengajak sesama ke jalan Allah harus didahului dengan tindakan nyata dari kita sebagai pengajak, dalam istilah lain adalah “ibda’ binafsik”.

Jika anda ingin memberi nasehat kepada siapa pun, perbaiki hati anda terlebih dahulu. Jika anda memiliki niat yang jernih (ikhlas) dalam hati, pengaruh anda terhadap orang lain akan lebih kuat, yaitu orang-orang akan memahami kata-kata anda dan memahami gerak-gerik tubuh anda (gesture). (Hlm. 192).

Akhirnya, kita akan tiba pada puncak tangga dalam rangka mencapai cinta-Nya, yaitu Hidup penuh berkah dan manfaat yang berkelanjutan, hal ini sebgai buah dari rentetatan tangga-tangga yang telah dilaksnakan. Keberkahan hidup dan kemnafaatan yang berkelanjutan merupakan mimpi setiap manusia, dan mimpi itu akan terwujud jika semua langkah kita laksnakan dengan baik.

Ada berkah melimpah dalam keikhlasan, jika suatu hal dilaksanakan dengan penuh keikhlasan, semata-mata karena Allah SWT. Niscaya hal tersebut akan diberkahi. Kehidupan yang penuh keikhlasan adalah kehidupan penuh berkah yang tidak dapat diungkapkan oleh kata-kata maupun dituliskan oleh pemahaman. (Hlm. 209).

28 langkah meraih cinta allah dalam buku ini merupakan terapi spiritual yang kita yakini aka mampu membawa kita pada maqom Abdullah yang betul-betul meraih dahsyatnya cinta Allah. Hati akan bergetar,  dan kita akan menemui kehidupan dan kemakmuran luar biasa saat cita-Nya menyatu dalam nafas kita, di dunia dan di akhirat. Selamat membaca.

*Ahmad Wiyono; Alumni Ponpes Annuqayah Sumenep, Jurnalis tinggal di Pamekasan.


Tulisan ini dimuat di Kabar Probolinggo Edisi 10 Maret 2015

0 komentar:

Posting Komentar

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | Best Buy Coupons